Hidayatullah.or.id — Semakin intensnya pergerakan politik bakal calon gubernur Kepulauan Riau (Kepri) menjelang dimulainya tahapan pilkada 2015 mengundang perhatian pelbagai pihak. Diharapkan agar Kepri ke depan dipimpin oleh orang yang tepat, sehingga mampu membawa kesejahteraan lahir maupun batin.
Salah satu tokoh agama Kepri yang juga Pimpinan Wilayah Hidayatullah Kepri Ustadz Jamaluddin Nur, berharap pemimpin Kepri periode mendatang memiliki karakter kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan keagamaan dan harapan masyarakat.
“Yaitu pemimpin yang berpengalaman, juga merakyat, memahami nilai-nilai keagamaan dan kedaerahan, serta bersikap adil dan jujur,” katanya dikutip laman Indopolitika, Selasa (16/6/2015).
Menurutnya, karakter kepemimpinan tersebut penting karena akan menentukan masa depan Kepri. Apalagi Kepri identik dengan masyarakat Melayu yang memiliki kebudayaan khas dan kaya kearifan lokal.
“Tugas pemimpin itu bukan hanya memerintah, tapi juga sebagai panutan masyarakat. Perilaku seorang pemimpin akan jadi cerminan dan diikuti oleh masyarakat,” ungkapnya.
Karena itu, lanjutnya, sudah semestinya seorang pemimpin memiliki keshalehan pribadi dan keshalehan sosial yang menginspirasi masyarakat. Dan semua itu dapat dilihat dari rekam jejak dan perilaku sehari-harinya.
“Pemimpin yang religius, taat beragama, akan menginsipirasi masyarakatnya menjadi religius. Sebaliknya, pemimpin yang tidak patuh pada agama, jarang ke masjid, jarang shalat, sulit membawa masyarakat ke jalan keselamatan,” urainya.
Ia menjelaskan, nilai-nilai agama ibarat perisai yang melindungi pemimpin dari perilaku yang merugikan masyarakat. Perilaku seperti korupsi, misalnya, tidak akan terjadi jika pemimpin memiliki tingkat religiusitas yang tinggi. Demikian pula, sambungnya, perhatian terhadap sesama tidak akan pernah surut bila kesadaran sosial-keagamaannya kuat.
Selain itu, ia juga berharap pemimpin Kepri memberi perhatian pada masalah moral masyarakat serta terhadap lembaga-lembaga yang konsen mendidik generasi yang berakhlak mulia.
“Selama ini perhatian pemerintah provinsi terhadap pendidikan keagamaan, madrasah, termasuk masjid sudah tinggi. Hanya tinggal dipertahankan dan ditingkatkan,” pintanya.
Ia mengharapkan perhatian itu tetap berlanjut, sehingga lembaga-lembaga keagamaan punya peran yang lebih strategis dalam memajukan umat di Kepri. “Tentu saja tanpa menafikan agama-agama lain,” tandasnya.
Saat ini, pergerakan para bakal calon kandidat gubernur dan wakil gubernur Kepri sudah mulai marak di berbagai daerah kota/kabupaten. Atribut bakal calon bertebaran, terutama di jalan-jalan raya.
Prediksi banyak pengamat, pilgub Kepri 9 Desember mendatang akan diikuti dua pasangan calon yang sama-sama kuat. (ybh/hio)