MALUKU UTARA (Hidayatullah.or.id) — Suku Toghutil yang tinggal di hutan Halmahera, Maluku Utara, masih gemar hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika menemukan tempat yang bagus di pinggir sungai, jelas Ust Nurhadi, dai muda Hidayatullah yang lama membina masyarakat suku Togutil, mereka akan mendirikan gubuk tanpa dinding di sana.
Mereka tinggal bersama keluarga besarnya di tempat itu untuk beberapa waktu. Selama tinggal di tempat itu, mereka tak suka berinteraksi dengan orang-orang di luar kelompoknya, apalagi dengan masyarakat kampung. Jika mereka merasakan gangguan atau ada anggota keluarga yang meninggal maka mereka akan segera pergi ke tempat lain.
Selama ini, Nurhadi telah berupaya mendekati mereka dan mengajak mereka menjalani kehidupan yang lebih baik. Nurhadi juga sering mengantar bantuan untuk mereka dari para muhsinin yang bersimpati dengan upaya Nurhadi mengubah kehidupan mereka. Sebagian dari mereka sudah mulai terbuka. Bahkan, sebanyak 83 warga Suku Togutil sudah mengucapkan syahadat.
Hanya saja, proses pembinaan selanjutnya tak akan efektif bila mereka tak punya tempat tinggal yang permanen dan sumber penghasilan yang baik.
Karena itu, Nurhadi, bekerja sama dengan Persaudaraan Dai Indonesia (PosDai) Hidayatullah, berencana membangun sebuah perkampungan untuk mereka. Di perkampungan itu kelak, selain berdiri rumah-rumah sederhana, juga musholla dan sekolah.
“Alhamdulillah kami sudah punya lahan seluas hampir 3 hektar,” jelas Nurhadi. Lahan tersebut terletak di Kampung Tutukur, Maba Utara, Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, tepatnya di dekat Satuan Pemukiman (SP) warga transmigrasi.
Pada Selasa, 21 Juni 2022, tim PosDai Hidayatullah bersama Ketua Departemen Komunikasi dan Penyiaran Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, Shohibul Anwar, mengunjungi lokasi tersebut.
Menurut Shohibul, apa yang dilakukan Nurhadi dan PosDai Hidayatullah patut didukung oleh semua pihak. Sebab, masyarakat Suku Toghutil adalah warga Indonesia yang berhak mendapatkan penghidupan yang layak sebagaimana warga negara Indonesia lainnya.
Selain itu, jelas Shohibul lagi, mereka juga berhak merasakan manisnya iman dalam Islam. “Jika kita di perkotaan bisa dengan mudah belajar tentang Islam, maka mereka (warga Suku Toghutil) yang tinggal di hutan-hutan ini tidak seperti kita. Karena itu sudah menjadi tugas kita untuk menyampaikan Islam kepada mereka,” kata Shohibul.
Kegiatan pembinaan Muallaf Suku Toghutil kali ini dibantu oleh Majelis Telkomsel Taqwa atau MTT dan beberapa juga sahabat Da’i lainnya.
Terimakasih kami ucapakan, semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada kami. Aamiin Yaa Robbal’alamiin.*/Mahladi Murni