JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Tokoh pendidik dan dai internasional Syeikh Prof. Dr. Fuad Abdo Muhammad Al-Soufi melakukan kunjungan silaturrahim ke Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, Jl. Cipinang Cempedak I No.14, Otista, Polonia, Kecamatan Jatinegara, Jakarta, Jum’at, 5 Rajab 1444 (27/1/2023).
Kedatangan Prof. Dr. Fuad Abdo Muhammad Al-Soufi yang didampingi pelajar Indonesia di IIUM Malaysia, Rasfiuddin Sabaruddin ,S.Sy.,M.IRK, diterima dengan hangat oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Ust. Dr. H. Nashirul Haq, MA, yang didampingi Ketua Departemen Hubungan Antarbangsa Dzikrullah W. Pramudya serta turut hadir Direktur Hidayatullah Institute Muzakkir Usman Asyari, S.S. M.Ed.
Dalam kunjungannya tersebut, Prof. Dr. Fuad Abdo Muhammad Al-Soufi mengatakan merasa sangat bahagia bisa berkunjung dan bertaaruf lebih dalam dengan Hidayatullah.
Silaturrahim berlangsung hangat yang membincangkan banyak hal, selain bertukar informasi dan pengalaman masing masing. Pada kesempatan itu Prof. Dr. Fuad Abdo Muhammad Al-Soufi memuji kiprah dan peran Hidayatullah dalam memajukan pendidikan dengan tagline-nya “pendidikan berbasis Tauhid”.
Ia pun mendalami lebih jauh berkenaan dengan pengembangan SDM yang ada di Hidayatullah, khususnya para anak mudanya, dengan cara memaksimalkan pengelolaan asrama yang ada.
“Pengelolaan Perguruan Tinggi Hidayatullah yang berasrama ini sangat baik,” katanya.
Ia lantas membandingkan dengan universitas yang ada baik di dalam maupun di luar negeri yang waktu belajar di kampus hanya 4 sampai 5 jam sehari. Sementara, kita bersama santri kita dan mahasiswa itu sampai 24 jam. Sehingga, terangnya, pendidikan ala pesantren lebih dapat diharapkan melahirkan sumber daya insani sebagaimana diharapkan.
“Dengan perbedaan masa interaksi tersebut, maka lebih layak dan pantas lagi kita jadikan mereka (santri/ mahasantri) menjadi orang yang seperti diharapkan di masa depannya,” katanya.
Prof. Dr. Fuad Abdo Muhammad Al-Soufi pun mendorong adanya bimbingan intensif bagi para musyrif secara berjelanjutan di lingkungan Hidayatullah. Dia pun mengaku siap untuk mendukung, memfasilitasi, bahkan siap menjadi pemateri dimana ia juga memiliki latar belakang di bidang tersebut.
Lebih jauh ia juga memandang perlunya ada kelas khusus (takhassus) baik dari jurusan pendidikan atau jurusan manajemen yang khusus berfokus pada pembahasan tentang manajemen pendidikan asrama.
“Sehingga, kita bisa melahirkan sendiri tenaga musyrif asrama yang diharapkan dan bisa mendidik para anak didik sesuai yang kita inginkan,” tandasnya. Silaturrahim ini kemdian ditutup dengan bertukar cinderamata.*/Yacong B. Halike