JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Politik adalah sisi hidup yang kini siapapun mulai memiliki perhatian. Karena sejatinya setiap mata memandang, kaki melangkah, bahkan ketika ke dapur pun, kita tak bisa lepas dari hasil keputusan politik, naiknya harga beras misalnya.
Oleh karena itu, Ust. Dr. Ir. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar selaku pemateri dalam gelaran temu kader yang bertajuk “Implementasi Jati Diri dalam Politik” mengaku senang dengan diskusi soal politik.
“Saya senang dan saya rindu forum-forum seperti ini,” ungkap Aziz menghangatkan suasana, di Pusat Dakwah Hidayatullah, Cipinang Cempedak I/14, Otista, Polonia, Jakarta, Kamis malam Jum’at, 19 Sya’ban 1445 (29/2/2024).
Lebih jauh mantan senator 15 tahun di Senayan itu melihat bahwa sebagian kader dari umat ini sudah harus ada yang terjun ke politik, terutama yang punya social capital dan cost capital.
“Kalau memang punya modal sosial dan modal kapital, serta merasa diri mampu membawa nilai kebaikan, turunlah ke dunia politik,” tekannya.
“Modal kapital, finansial dalam hal ini bukan money politik, ya. Beda itu money politik dengan cost politik,” terangnya lagi.
“Jadi, sebaliknya kalau tidak memiliki dua modal itu, jangan coba-coba masuk politik, kecuali punya ideologi yang sangat kuat,” kata suami Sabriati itu lagi yang mengundang tawa hadirin.
Dalam acara yang berlangsung di Auditorium Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Aziz juga menerangkan perihal sosok politisi yang cerdas. Ia menyebut nama pahlawan nasional, Agus Salim.
“Kalau mau jadi politisi, coba belajar kepada Agus Salim. Sebuah catatan yang saya baca menyebutkan, Kyai Haji Agus Salim itulah yang menyusun pembukaan UUD 45. Dan, lihat alinea ke-4-nya. Itu luar biasa sekali, bagaimana nuansa nilai Islam menjadi nafas dari Pembukaan UUD 45. Seperti itu yang kita mau, sosok cerdas dan mampu berkomunikasi secara inklusif dan universal,” tuturnya bersemangat.
Dalam acara yang dimoderatori oleh Sekretaris Perkaderan DPP Hidayatullah, Imam Nawawi, itu tampak hadirin yang berasal dari seluruh Indonesia sangat antusias mendengarkan kajian politik tersebut.
“Jika tidak dibatasi, diskusi akan berlangsung hingga larut malam. Dan, baru saat ini ada diskusi dimana saya sebagai moderator mau menutup acara, tapi peserta tidak bisa dibendung untuk menyampaikan pertanyaan kepada Ustadz Aziz,” tutur Imam dengan tersenyum.
Kegiatan temu kader sekaligus tarhib Ramadhan ini merupakan salah satu rangkaian acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengkaderan Hidayatullah yang akan digelar pada pada tanggal 1-3 Maret 2024 ini digelar di Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah.
Rakornas Pengkaderan menjadi momen strategis di mana arah dan langkah-langkah kedepan akan ditetapkan, serta potensi-potensi baru dalam pengembangan kader akan dijajaki. (ybh/hidayatullah.or.id)