IMAN adalah ucapan dengan lisan, amal dengan anggota badan, keyakinan (dan amal) hati. Ada tiga kompenen penting yang harus terpenuhi dan ada pada seseorang yang mengaku dirinya beriman. Tiga komponen tersebut tidak terpisahkan satu dengan yang lain dan saling menguatkan.
Iman harus diucapkan dengan pernyataan syahadat dan dipersaksikan oleh banyak orang bahwa dirinya orang beriman. Namun tidak cukup hanya sebuah pernyataan, status, omongan saja tapi harus teralisasi dalam kehidupan sehari-hari dengan amal anggota badan berupa ibadah dan akhlaq. Ketiganya diyakini dalam hati sehingga ucapan dan perbuatan itu memiliki makna yang mendalam dan ikhlas sebagai sebuah keyakinan.
Iman juga tidak cukup dalam hati, tapi harus terucap dengan lesan dan teraktualisasikan dalam perbuatan. Jika berbeda keyakinan dengan ucapan maka bisa terjebak dalam kemunafikan. Jika tidak ada keyakinan dan perbuatan yang benar maka masuk dalam jerat kesesatan.
Ramadhan sebagai bulan mulia yang diperuntukkan khusus untuk orang-orang beriman, sebagai madrasah keimanan yang terkondisikan orang-orang beriman mudah untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. Semua umat Islam di seluruh penjuru dunia menyambut Ramadhan dengan suka cita.
Secara lesan dhahir nampak syiar yang semarak menampakkan keimanannya, secara perbuatan juga terkondisikan semua berkumpul di masjid-masjid untuk melaksanakan buka puasa bersama, sahalat tarawih, shalat lail, tadarus dan infak-infak amal sholeh. Secara hati semakin tumbuh keyakinan di bulan Ramadhan tentang janji-janji Allah.
Ramadhan adalah momentum untuk upgrading iman, secara eksternal Allah sudah mengkondisikan alam ini dengan angin surga yang orang mudah untuk melaksanakan ketaatan. Pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, syetan dibelenggu. Banyak nasehat, tausyiah dari para ustadz, tulisan, flyer, spanduk, video pendek yang semua mengajak kepada kebaikan di bulan Ramadhan.
Secara internal, ada keinginan dan cita-cita dalam diri orang beriman untuk meraih keberkahan dan kemuliaan Ramadhan. Dalam hati mendalam, meskipun mungkin kecil tapi secara naluri semua orang ingin mendapatkan kebahagiaan dunia akherat.
Ramadhan terbuka lebar dengan tangga yang sangat mudah dan jelas untuk meningkatkan kualitas keimanan kita. Semua tergantung mujahadah kesungguhan dan pengorbanan kita dalam memanfaatkan momentum Ramadhan ini.
Salah satu cara paling mudah dalam upgrading iman yaitu dengan melaksanakan ketaatan melalui berbagai ibadah wajib dan sunnah. Semakin serius melaksanakan ketaatan maka semakin menikmati dan meningkat keimanan seseorang.
Banyak peluang dan kesempatan untuk naik tingkat keimanan kita, ada banyak jalan dan cara untuk upgrading iman kita di bulan Ramadhan ini.
Abdul Ghofar Hadi