Silaturrahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah 2013 yang digelar selama 4 hari di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah, Gunung Tembak, Balikpapan, mencetuskan lembar kesepahaman bernama Piagam Gunung Tembak.
Piagam tersebut ditandatangani Pimpinan Umum Hidayatullah KH. Abdurrahman Muhammad, Ketua Dewan Syura Hamim Thohari, Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) Abdullah Ihsan, dan Ketua Umum PP Hidayatullah Abdul Mannan. Penandatanganan serta pembacaan piagam itu dilakukan di aula utama arena Silatnas, Senin (24/06/2013).
Piagam Gunung Tembak memuat enam butir komitmen untuk warga Ormas Hidayatullah. Butir-butir piagam tersebut menegaskan bahwa membangun peradaban Islam adalah jihad bagi setiap orang yang beriman.
Adapun pusat peradaban Islam yang dimaksud yakni masjid. Piagam itu menyerukan setiap kader Hidayatullah wajib memakmurkan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, pusat pengembangan ilmu, pusat kebudayaan Islam, pusat pengembangan karakter dan kepemimpinan ummat.
Untuk itu, masih dalam isi piagam, menekankan setiap warga dan kader Hidayatullah wajib melaksanakan shalat berjamaah di masjid, melazimkan shalat nawafil terutama qiyamullail, membaca al-Quran dan melaksanakan amalan ibadah sesuai dengan ketentuan syariah.
Piagam tersebut juga menegaskan bahwa setiap kader Hidayatullah adalah generasi rabbani yang wajib menghidupkan ilmu, membangun tradisi keilmuan dan berdakwah menyebarkan Islam.
Sebab itu, piagam ini juga menyeru kader Hidayatullah wajib berhalaqah untuk transformasi ilmu, transformasi karakter dan transformasi sosial. Adapun karakter kader Hidayatullah yakni peduli, suka menolong, gemar berkorban, tawadhu, militan, qanaah, wara’ dan utamakan kehidupan akhirat.
Butir keenam piagam tersebut yakni setiap pemimpin dan kader Hidayatullah wajib menjadi teladan ummat. Maka setiap kader harus membangun soliditas jamaah dan ukhuwah Islamiah.
Ketua panitia Silatnas Hidayatullah 2013, Hamzah Akbar, mengatakan Piagam Gunung Tembak adalah merupakan seruan untuk merevitalisasi visi Hidayatullah dalam membangun peradaban mulia.
“Peradaban mulia adalah peradaban islami yang di dalamnya mencakup nilai nilai kehidupan yang damai, mengayomi, dan menentramkan dengan penghargaan yang tinggi terhadap pluralitas,” tandas Hamzah. (Hidcom)
Related Posts
Menemui Orangtua di Desa Terisolir Pasca gempa, Santri Tempuh Perjalanan 18 Jam
Kapolda Sultra Anjangsana ke Pondok Pesantren Hidayatullah Lameroro Bombana
Silaturrahim Pemuda Lintas Organisasi Kuatkan Gerakan Kolaborasi
Kakanwil Kemenag Sulteng Resmikan Asrama Santri Ponpes Hidayatullah Palu
Tanggap Bencana, Hidayatullah Makassar Rest Transit Relawan
Mengajak Khalayak Luas Terlibat dalam Dakwah Membangun Peradaban
Senin Siang Tim Rescuer Fokus Pencarian Korban dan Serpihan Sriwijaya SJ-182
Hidayatullah sebagai Elemen Perekat Kesatuan Bangsa
Potensi 1,6 Milyar Muslim Dunia
Tetaplah Selalu Jaga Imunitas