
BANGKA TENGAH (Hidayatullah.or.id) — Ketua Badan Pembina Hidayatullah Bangka Tengah KH Naspi Arsyad, Lc, mengatakan guru harus berada di garda terdepan dalam ketauladanan sebab hal itu lebih bernilai ketimbang kemampuan mengajar.
“Para guru dan stakeholder harus berada pada garda terdepan ketauladanan, memberikan uswatun hasanah karena spirit seorang guru jauh lebih bernilai dibanding segala kemampuan mengajar yang dimilikinya,” kata Ust Naspi Arsyad.
Hal itu disampaikan dia saat memberikan arahan dalam pembukaan Rapat Kerja (Raker) Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah (LPIH) Hidayatullah Bangka Tengah di Kampus Pondok Tahfidzh Hidayatullah Bangka Tengah, Jum’at, 23 Dzulhijjah 1443 (22/7/2022).
Dalam arahannya, Anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah ini menegaskan bahwa tema prophetic (profetik) atau kenabian dalam raker ini adalah tema yang multi dimensi.
Sosok yang akrab disapa UNA ini mengurai bahwa Nabi telah mencontohkan semua hal yang terkait dengan profesionalisme. Kata dia, kedisiplinan, etos kerja, dan tanggung jawab adalah diantara karakter mutlak bagi tenaga pendidik yang diajarkan oleh Rasulullah.
“Lintasan sejarah menorehkan bahwa Nabi adalah sosok pekerja keras. Masa istirahat beliau cenderung minim. Dan komitmen ini lahir dari tanggung jawab yang sangat besar,” tegas ayah 3 anak dan 1 cucu ini.
Naspi juga berkata bahwa indikasi profesionalisme lembaga pendidikan integral adalah terejawantahnya nilai nilai Islam sebagaimana termaktub dalam 6 jatidiri Hidayatullah yang muaranya semata untuk tegaknya dakwah dan tarbiyah.
“Walau kurikulumnya hebat, guru-gurunya keren, gedung sekolahnya mewah, tapi kalau daya dukungnya terhadap mainstream Hidayatullah lemah maka nilai semua kehebatan itu menjadi jatuh bahkan dikhawatirkan seakan tidak berarti,” tegasnya.
Alumni Islamic University of Madinah ini menambahkan, salah satu wujud profesionalisme dunia pendidikan adalah kemampuan para guru untuk memberikan ketauladan kepada para siswanya, terutama ketauladanan dalam 2 bidang utama yakni Tauhid dan Ibadah.
Diakhir arahannya, kordinator Komunitas Keluarga Cerdas (KKC) ini menitip harapan agar hendaknya segenap guru dan stakeholder pendidikan selalu menjaga intensitas komunikasinya dengan Allah sebagai Dzat tempat mengadu dan meminta.
“Pendiri Hidayatullah, Ustadz Abdullah Said, senantiasa mengingatkan bahwa modal dan sumber kekuatan seorang guru adalah pada kemampuannya dalam menjaga komunikasinya dengan Sang Pemberi inspirasi, Allah Subhanahu Wata’ala,” ujarnya.
“Kalau malamnya dia shalat lail lalu paginya ditambah sholat dhuha, yakinlah bahwa aktifitasnya hari itu akan diberkahi oleh Allah,” pungkasnya.
Gerakan dakwah dan pendidikan Hidayatullah di Bangka terus bergeliat, terutama di Kampus Pondok Tahfidzh Hidayatullah Bangka Tengah. Pesantren Hidayatullah Bangka Tengah mulai dirintis pada tahun 2014 oleh Ust Irwan Sambasong bersama beberapa tenaga kiriman alumni STIE Hidayatullah Depok.
Saat ini Kampus Hidayatullah Bangka Tengah mengelola pendidikan jenjang SMP dan SMA, putra dan putri dengan program khusus Tahfizh Al Qur’an. (ybh/hio)
Related Posts
Berbagi Kiat Menulis, Ust Drs Ahmad Yani Ibaratkan seperti Mau Pergi ke Bandung
Kuliah Peradaban, Ust Tasyrif Amin Bahas Iqra’ sebagai Basis Nilai Kebangkitan
Mushida Sukses Gelar Daurah Murabbiyah Wustha Nasional
Al Bayan Makassar Rilis Program Madrasah Orangtua Santri
BMH Kirim Logistik Pokok untuk Santri di Nunukan
Pemuda Harus Kuasai Kajian Wawasan Nusantara
Hidayatullah Dukung Gerakan Tolak Kedatangan Timnas Israel
Mantan Walikota Balikpapan Imdaad Hamid Meninggal, Hidayatullah Berduka
Laznas BMH Terima Piagam Penghargaan dari Menteri Kemen PPPA
LBH Bekali Calon Sarjana STIS Hidayatullah Ilmu Hukum Paralegal