MANADO – Segenap santri Pondok Pesantren Hidayatullah se-Sulawesi Utara mengikuti acara penamatan dan wisuda yang digelar oleh Ketua Forum Ukhuwah Antar Pondok Pesantren (FUAPP) Sulut di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulut, Sabtu (12/5/2018).
Sebanyak 500 wisudawan santri se-Sulawesi Utara (Sulut) ini diikuti oleh santri Hidayatullah yang lulus tahun ini seperti Pondok Pesantren Hidayatullah Pala, Pondok Pesantren Hidayatullah Ibolian, Pondok Pesantren Hidayatullah Tomohon, Pondok Pesantren Hidayatullah Bitung, Pondok Pesantren Hidayatullah Lolak dan Pondok Pesantren hidayatulah Kotamobagu.
Selain itu, juga peserta dari wisudawan santri pesantren lainnya di Sulut yaitu dari Pondok Pesantren Darul Istiqomah, Pondok Pesantren Assalam, Pondok Pesantren Tahfidz Imam Asy Syafii, Pondok Pesantren Arafah Bitung, Pondok Pesantewn Alluthfi Lolanan, Pondok Pesantren Al khaerat Mapanget dan Pondok Pesantren Ahbabul Mustafa Banjer.
“Wisuda kali ini sudah ke-3 kali digelar se-Sulut,” ujar Ketua Forum Ukhuwah Antar Pondok Pesantren (FUAPP) Sulut Muyasir Arif di Auditorium Universitas Sam Ratulangi Manado sebagaimana dikutip Tribun Sulut.
Setelah tamat dari pondok pesantren di Sulawesi Utara (Sulut) berbagai pilihan dilakukan oleh santri untuk melanjutkan belajar.
Seperti diungkapkan oleh Fajri Muhamad (18) warga Desa Bentenan Minahasa Tenggara (Mitra) yang mengatakan merasa senang telah lulus dari Pondok Pesantren Al Akhirat Mapanget setelah tiga tahun mengenyam pendidikan.
“Saya bersyukur telah tamat untuk bisa melanjutkan pendidikan,” ujarnya.
Dia berencana akan melanjutkan pendidikan ke Pesantren Al Fath Magetan Jawa Timur selama dua tahun. Kemudian kuliah.
“Rencana saya perginya sehabis Lebaran,” katanya.
Hal yang sama juga diungkapkan Aditya Tanggomo (17) yang tamat dari Pesantren Hidayatullah Palaes Likupang yang akan melanjutkan kuliah di Batam.
“Saya akan melanjutkan ke Batam untuk kuliah di sana,” katanya.
Muyasir Arif mengungkapkan pihaknya bersyukur bisa menyelenggarakan Wisuda dan Tarhib Ramadan pada 2018 ini.
Saat ini pihaknya bersyukur pemerintah telah menetapkan 22 Oktober sebagai hari santri.
“Hari tersebut merupakan ajang bagi santri untuk saling mengakrabkan diri,” ungkapnya.
Saat ini Sulut terdapat 27 pondok pesantren yang tersebar di berbagai daerah.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri Inspektorat Sulut Praseno Hadi, Rektor IAIN Manado Rukmina Gonibala, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulut Abdul Wahab Abdul Gofur, pengurus Pesantren Hidayatullah dan para orangtua santri dan tamu undangan lainnya. (ybh/hio)