DEPOK (Hidayatullah.or.id) – Di tengah masih rumitnya mendapatkan pekerjaan bagi sedikitnya 131,01 juta orang angkatan kerja masyarakat Indonesia, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah (STIE Hidayatullah) terus melakukan terobosan dengan mencetak sarjana yang langsung bekerja pasca wisuda.
“Permintaan ada dua ratusan dari seluruh Indonesia tapi tidak bisa kita penuhi semua,” kata Kepala Bidang Organisasi DPP Hidayatullah, Ust Ir Khairil Baits, ketika memberikan sambutan dalam acara Penugasan Dai Sarjana STIE Hidayatullah di Kota Depok, Ahad (4/11/2018).
Ia mengatakan banyaknya permintaan tenaga dari daerah tidak semua dapat dipenuhi karena keterbatan kuota. Karena itu, saat ini sarjana yang sudah siap kerja ini baru dapat ditempatkan di daerah yang relatif mendesak terhadap ketersediaan sumber daya manusia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia per Agustus 2018 mencapai 7 juta orang. Angka tersebut setara dengan 5,34 persen dari jumlah angkatan kerja di Indonesia yang tercatat sebesar 131,01 juta orang. Dengan demikian, mereka yang bekerja ada sebanyak 124,01 juta orang.
Dari jumlah orang yang bekerja itu, 88,43 juta orang di antaranya merupakan pekerja penuh, 27,37 juta orang tergolong pekerja paruh waktu, dan 8,21 juta orang lagi merupakan setengah pengangguran.
Khairil berpesan kepada dai sarjana STIE Hidayatullah yang ditugaskan ini agar selalu menejawantah nilai-nilai luhur Hidayatullah dalam mengemban amanah dakwah dan pengabdian ini.
“Saya pun masih siap ditugaskan kapan saja dan di mana saja. Saya selalu merindukan momen seperti ini,” imbuhnya.
Kampus STIE Hidayatullah melakukan pelepasan tugas bagi dai sarjana ke berbagai wilayah di Indonesia. Acara ini mengusung tema, “Menebar Dai Pembangunan sebagai Jalan Membangun Peradaban dan Mengokohkan NKRI”.
Ketua STIE Hidayatullah Dr Dudung A. Abdullah, mengatakan STIE Hidayatullah terus melakukan terobosan demi terobosan guna melahirkan mahasiswa yang memiliki kecakapan di bidangnya. STIE Hidayatullah saat ini memiliki dua program studi yakni Manajemen dan Akuntansi.
“Dengan berorientasi pada demand driven, STIE Hidayatullah berkomitmen melahirkan angkatan kerja yang matang dan siap bersaing di pasar kerja,” katanya.
Penerapan perkuliahan yang berorientasi pada kebutuhan (demand driven), kampus STIE Hidayatullah yang berada di bawah ormas Hidayatullah turut berperan dalam pembangunan peradaban bangsa dan mengokohkan NKRI.
Lebih lanjut Dudung mengatakan para dai sarjana ini ditugaskan ke berbagai daerah untuk sekaligus mengembangkan kapasitas dan keilmuannya. Dudung mengatakan setidaknya ada dua tujuan mereka mengabdi di masyarakat pasca kelulusan.
Pertama, kata Dudung, dai sarjana ini diharapkan menjadi penggerak pembangunan peradaban bangsa sesuai kapasitasnya masing masing. Kedua, sebagai dai yang berperan memperkokoh eksisistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menghindarkan dari berpecah belah.
“Para sarjana yang dikirim mengabdi bekerja ke berbagai daerah ini seperti tali tasbih. Sebagaimana tali tasbih, mereka harus mempersatukan dan merapatkan. Berbagai elemen yang berbeda harus bisa dihimpun oleh sarjana lulusan STIE Hidayatullah,” tandasnya.
Sebanyak 26 sarjana dai ini ditugaskan ke berbagai daerah seperti Sulawesi Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Riau dan lain-lain. Sebelum SK dibacakan, mereka tak tahu sama sekali sebelumnya akan bertugas dimana. (ybh/hio)