JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Kemunculan kasus Corona Virus Disease (COVID-19) di Indonesia dianggap “angin lalu” bagi sebagian masyarakat. Keterbatasan ilmu dan tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam menyampaikan tentang kesehatan yang merupakan domain para dokter dan banyaknya berita hoax yang berseliweran tentang penyebab, penyebaran, penanganan virus corona, membuat masyarakat bingung dan kecemasan yang terlalu berlebihan.
Satuan Tugas (Satgas) penanganan COVID-19 Hidayatullah yang merupakan gabungan dari Islamic Medical Service (IMS), BMH, SAR Hidayatullah, Tanggap Aksi Kemanusiaan (TASK) merespons sikap sebagian masyarakat yang berakibat muncul praduga dan klaim yang tidak bertanggung jawab tentang vonis pasien, dokter, paramedis, dan ambulans.
Ketua Satgas COVID-19 Hidayatullah Imron Faizin, di sela-sela kesibukannya mengatakan, “Satuan tugas COVID-19 Hidayatullah ini merupakan garda terdepan untuk pencegahan dan penanganan terutama memberikan edukasi yang benar tentang COVID-19 dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada pondok pesantren, masjid, dan masyarakat umum”.
Dokter Hj. Herlis dalam setiap penyampaian sosialisasi Satgas yang sudah berjalan dua pekan, menekankan kepada masyarakat, tidak boleh terlalu santai apalagi meremehkan tentang wabah COVID-19 yang menyebabkan meningkatnya jumlah pasien setiap harinya.
Terlalu cemas pun tidak baik, sehingga berdampak terganggunya imunitas tubuh.
Untuk memutus rantai kecemasan tentang COVID-19 yang beredar berupa berita hoax, maka disarankan untuk bertanya langsung kepada dokter.
Selama dua pekan sosialisasi, Satgas mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena telah mendapatkan informasi yang valid tentang COVID-19.
Antusiasme masyarakat dan santri pun terlihat dengan banyaknya pertanyaan berkaitan dengan hoax atau tidaknya setiap kasus yang dialami langsung atau dibaca di media sosial.
Tugas terberat dari Satgas ini adalah memberikan penjelasan secara tegas, lugas, dan berdasar dalam memerangi beredarnya berita hoax tentang COVID-19. *Hidcom