DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Semarak kebersamaan begitu terasa dalam gelaran Halaqah Gabungan dan Tarhib Ramadhan Hidayatullah Depok yang digelar dalam 2 sesi hari ini di Masjid Ummul Quro, Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Ahad, 19 Sya’ban 1444 (12/3/2023).
Sesi pertama helatan ini digelar usai shalat zhuhur yang menghadirkan narasumber Pembina Yayasan Hidayatullah Depok Ust. H. Drs. Wahyu Rahman, ME, yang membahas topik “Tips dan Strategi Mencapai Target Sukses Ramadhan” diikuti oleh warga dan jamaah.
Dalam Taujih yang disampaikannya, Ust Wahyu Rahman mengajak meneladani pola kesiapsiagaan Nabi dan para sahabatnya dalam menghadapi bulan suci Ramadhan.
“Bahkan mereka sudah siap siaga sejak bulan Rajab. Ada keinginan yang kuat sekali dan luar biasa untuk sukses ibadah Ramadhan,” katanya.
Oleh sebab itu, Wahyu menukaskan, sudah selayaknya kita sebagai umat Rasulullah meneladani apa yang sudah ditunjukkan olehnya dan antusiame para sahabat Nabi dalam mempersiapkan diri dan menjalani shiyam Ramadhan.
“Dengan banyaknya kebaikan Ramadhan, maka hendaknya ini mendorong kita mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik,” katanya.
Kelangkaan berbagai keistimewaan yang ditawarkan oleh bulan suci Ramadhan jangan sampai terlewatkan begitu saja. “Jangan sampai sama seperti Ramadhan sebelum sebelumnya, minimal ada peningkatan kualitas ruhiyah,” imbuhnya.
Karenanya, kata Rahman, dibutuhkan komitmen yang tak biasa. Maka pekerjaan yang paling penting dan mendasar di bulan Ramadhan secara garis besar, menurut Wahyu, ada 2 hal.
Kedua pekerjaan utama tersebut ia tarik dari intisari sebuah pesan Rasulallah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim (muttafaqqun alaih) yang berbunyi: ”Siapa yang melakukan qiyam di bulan Ramadhan karena motivasi iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni”. Pekerjaan Pertama, adalah shiyaam. Pekerjaan kedua, adalah qiyaam.
Wahyu menjelaskan, shiyaam adalah puasa dengan kualitas terbaik atau puasa khusus. Bukan puasanya orang umum atau tingkatan puasa Ramadhan yang biasa biasa saja, seperti disinyalir Al Imam Al Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin tentang 3 tingkatan orang berpuasa.
Adapun qiyaam, jelas Wahyu, adalah pekerjaan yang berfokus pada penguatan kualitas shalat, utamanya menghidupkan sepanjang malam malam Ramadhan dengan tarawih dan tahajjud.
Mengutip dari Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyaj Al-Kuwaitiyyah, Ust. Wahyu menjabarkan bahwa qiyaam bermakna menyibukkan sebagian besar malam Ramadhan dengan ibadah shalat, membaca Al-Qur’an, mendengarkan hadist, bertasbih atau bersalawat untuk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
“Menghidupkan malam malam Ramadhan dengan shalat lail. Bangun di malam hari. Termasuk shalat tarawih. Dengan shalat mampu meningkatkan kualitas ruhiyah kita, bahkan dengan shalat ini Allah berikan ampunan,” katanya.
Dia menegaskan, shalat yang benar penuh khusyuk akan menjauhkan kita dari perbuatan keji (fahsya) dan menghindarkan perbuatan yang terlarang (munkar). Ia menyebutkan tantangan perbuatan fahsya adalah gadget yang memiliki dua mata pisau.
“Gagdet ini jika digunakan dengan baik bisa menyelamatkan, tapi kalau salah gunakan bisa menenggelamkan,” katanya sambil mengingatkan bahwa harus ada komitmen dari awal untuk sukses Ramadhan.
“Perencanaan sukses Ramadhan dari awal harus baik. Untuk mencapai goal dari Ramadhan yaitu takwa, kita harus berkomitmen sejak awal,” tandasnya.
Sesi II Halaqah Gabungan dan Tarhib Ramadhan Hidayatullah Depok ini menghadirkan narasumber Ketua Departemen Perkaderan DPP Hidayatullah Ust. Moh. Sholeh Utsman, M.I.Kom yang membahas topik “Generasi Muda yang Dirindukan dan Dinanti nanti Umat”, digelar usai shalat ashar.
Panitia acara yang juga Ketua DPD Hidayatullah Depok Ust. Hafid Bahar, MM, mengatakan Sesi II ini secara khusus diikuti oleh kader muda dari tingkat SMP dan SMA hingga mahasiswa serta kader Ula DPD Hidayatullah Depok.
“Harapannya, saat pulang kampung dalam suasana Ramadhan nanti, para generasi muda ini tetap membawa nilai nilai kelembagaan di mana pun berada seperti menegakkan shalat lima waktu berjamaah dan menjaga gerakan ibadah nawafil Hidayatullah,” imbuhnya menandaskan.*/Yacong B. Halike