BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) – Salah seorang tokoh perintis Hidayatullah, Ustadz Hasyim HS, mengingatkan bahwa setiap Muslim itu adalah dai pejuang dengan berbagai profesi yang berbeda.
Hal itu disampaikan Hasyim dalam lanjutan acara Dialog Peradaban Berbasis Gerakan Nawafil, yang digelar di Hall Utama Masjid Agung Ar-Riyadh, Balikpapan, 7 Rabiul Akhir (15/12/2018) lalu.
Artinya, terang dia, setiap muslim harus selalu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan kebaikan dan memberi teladan kepada orang lain.
“Orang itu dai pejuang tapi jadi tukang. Dai pejuang sekaligus guru. Dai pejuang tapi kerja di kantor,” kata sahabat kental Ustadz Abdullah Said ini mengingatkan satu pesan Pendiri Hidayatullah seraya memberi contoh.
Menurut salah satu penggagas Hidayatullah ini, gerakan nawafil adalah bukan sesuatu yang baru. Dia merupakan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) dan umum dikerjakan oleh kaum Muslimin.
“Jadi ini hanya wasilah. Harapannya, kesadaran berislam itu lebih terkawal dan menjadi sistem sosial di tengah masyarakat,” ucap ustadz jebolan Pesantren Darussalam, Ponorogo tersebut.
Jika gerakan ini berjalan, lanjut Ketua Dewan Pembina Pesantren Hidayatullah Balikpapan, maka akan lahir di tengah umat satu generasi yang punya kekuatan ruh dan spritual yang kuat untuk memikul amanah dakwah. Satu generasi yang tak henti berproses meningkatkan kualitas iman dan ibadah kepada Allah.
“Kita sadar semuanya lemah. Bisa apa kita tanpa pertolongan Allah. Tapi terlanjur amanah dakwah itu diambil oleh manusia.” terang Hasyim soal pentingnya ibadah nawafil dan menjaga hubungan kepada Penciptanya.
Diketahui, GNH adalah hasil rumusan Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah, lalu. Satu seruan kepada segenap umat Islam, khususnya kader Hidayatullah untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas keimanan mereka dengan merutinkan ibadah-ibadah nawafil.
Di antara yang tercantum adalah menegakkan shalat berjamaah di masjid dan shalat sunnah, membaca al-Qur’an satu juz setiap hari, merutinkan shalat lail setiap malam, infak setiap hari, menjaga wirid dan zikir, serta menunaikan hak sesama berupa dakwah fardiyah.*/Masykur Abu Jaulah