BULAN November 2023 membawa kebahagiaan tersendiri bagi para kader, jama’ah, dan simpatisan Hidayatullah. Organisasi Islam yang telah mengakar selama setengah abad ini akan menggelar Silaturrahmi Nasional (Silatnas), sebuah hajatan 5 tahunan yang digelar di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Hidayatullah, dengan lebih dari 600 cabang pondok pesantren di seluruh Indonesia, mensyukuri pencapaian besar ini, dan Silatnas menjadi puncaknya.
Acara yang akan berlangsung dari tanggal 23 hingga 26 November mendatang ini diharapkan menjadi momen kultural yang mengakar kuat, memberikan harapan baru, dan mentransformasikan ukhuwah islamiyah ke dimensi yang lebih luas.
Pemimpin Umum Hidayatullah, KH. Abdurrahman Muhammad, dalam wawancara dengan majalah Suara Hidayatullah edisi November 2023, menegaskan bahwa Silatnas bukan hanya sekadar pertemuan rutin.
Ia melihat Silatnas sebagai momentum bagi para kader, jama’ah, dan simpatisan untuk merenung, mengafirmasi diri, dan menguatkan ukhuwah islamiyah, baik secara pribadi maupun sebagai komunitas.
Menurut KH. Abdurahman Muhammad, jatidiri Hidayatullah yang esensial adalah menjadi “jama’atul minal muslimin,” di mana kekuatan sebuah jama’ah terletak pada kualitas ikatan di antara anggotanya dan bagaimana ia dialirkan ke dimensi yang lebih luas dalam kehidupan.
Silatnas diharapkan menjadi panggung inspirasi di mana para peserta dapat merasakan kekuatan ukhuwah dan memahami urgensi peran masing-masing dalam dakwah.
Namun, apa yang diperlukan untuk mempersiapkan diri menuju Silatnas? Ini saya pikir satu pertanyaan penting, dan, menariknya, Pemimpin Umum Hidayatullah juga memberikan wejangannya yang dinukil masih dari sumber yang sama.
Proses memperkuat ukhuwah bukanlah perkara sebentar. KH. Abdurrahman Muhammad memberikan kiat berharga, seperti saling memberi nasehat, berbagi pengalaman, bahkan memberikan hadiah sederhana seperti gula-gula, karena kebersamaan bukan hanya pada saat kesulitan tetapi juga dalam keceriaan. Bahkan, sekadar senyum saja, sesuai ajaran Rasulullah, juga sebagai bentuk sedekah.
Dengan perkiraan partisipasi 20.000 kader, jama’ah, dan simpatisan Hidayatullah dari seluruh Indonesia, Pemimpin Umum berharap agar setiap tamu dapat maksimal dalam mengikuti rangkaian acara yang telah disusun oleh panitia. Silatnas diharapkan menjadi tonggak inspiratif yang meninggalkan jejak positif dalam diri setiap peserta.
Namun, sambil mensyukuri dan merefleksi keberhasilan setengah abad yang telah lalu, Hidayatullah juga harus menatap masa depan. Menuju 50 tahun kedua, persiapan yang lebih matang diperlukan.
Tantangan zaman yang semakin kompleks memerlukan para da’i yang berkualitas. Untuk itu, semangat tinggi, peningkatan pengetahuan melalui membaca dan menulis, serta partisipasi aktif dalam forum diskusi ilmiah menjadi kunci.
Melalui langkah-langkah tersebut, para da’i diharapkan dapat tampil lebih percaya diri, menghadapi tantangan zaman, dan tetap relevan dalam dakwah di tengah masyarakat yang semakin inklusif.
Silatnas bukan hanya sebagai puncak perayaan, tetapi juga sebagai batu loncatan menuju perjalanan Hidayatullah yang lebih cemerlang dan berdaya tahan dalam menguatkan ikatan ukhuwah dan meneguhkan khidmatnya untuk agama, bangsa, dan dunia.
*) Adam Sukiman At Tiniji, penulis adalah Ketua PW Pemuda Hidayatullah DKI Jakarta