Hidayatullah.or.id — Pimpinan Wilayah Syabab (Pemuda) Hidayatullah Kalimantan Timur menggelar acara dialog dan sarasehan yang dirangkai dengan silaturrahim dai muda se-Kalimantan Timur di Komplek Pesantren Hidayatullah Balikpapan, baru baru ini.
Acara sarasehan dan silaturrahim dai muda gelaran PW Syabab Hidayatullah Kaltim ini merupakan bagian dari rangkaian acara menyongsong Musyawarah Nasional IV Hidayatullah yang rencananya akan digelar di Kota Balikpapan, 7-10 November mendatang.
Hadir pada kesempatan tersebut Ketua Umum Syabab Hidayatullah Naspi Arsyad, Lc. Tampak pula bersamanya sejumlah tokoh-tokoh muda enerjik lainnya diantaranya Ketua Departemen Dakwah dan Pengkaderan PW Hidayatullah Kaltim Muhammad Sholeh, Ketua PW Syabab Hidayatullah Kaltim Muslim Manshur, dan Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah Syabab Hidayatullah Kaltim Muhammad Arfan yang sekaligus memoderati acara tersebut.
Ketua PW Syabab Hidayatullah Kaltim, Muslim Manshur, mengatakan acara sarasehan tersebut mengemuka banyak isu yang dibahas antusias oleh seratusan peserta yang hadir.
“Temu dengar dan sharing pendapat ini lebih kepada dorongan kepada Syabab Hidayatullah untuk terus melakukan penguatan internalisasi gerakan. Ini kita akui memang belum sepenuhnya maksimal,” kata Muslim Manshur dikutip dari Kaltim.TV, Sabtu (12/09/2015)
Muslim menilai, gerakan apapun tidak saja gerakan kepemudaan harus selalu rutin melihat ke dalam agar tidak terjebak pada klaim semata seraya dengan itu tetap meneropong keluar untuk menelaah dinamika eksternal yang berkembang.
“Karena itu, harus disadari bahwa Syabab Hidayatullah harus menyadari fungsi dan perannya sebagai mesin cetak kader pelanjut estafeta kepemimpinan Hidayatullah. Yang karena itu, Syabab memang harus selalu mengevaluasi diri baik secara personal maupun organisatioris,” katanya.
Hal senada disampaikan oleh kader senior Hidayatullah, Ustadz Hasyim HS. Kata Ustadz Hasyim, personil Pemuda Hidayatullah harus terus bergerak dan “haram” hukumnya merasa tua sehingga melemahkan potensinya.
“Anak muda, Syabab Hidayatullah, tidak boleh cepat merasa tua. Harus banyak gerak karena masih muda. Banyak berbuat, untuk umat ini. Umat menantikan karya Anda,” katanya berpesan.
Pada kesempatan sarasehan ditelurkan beberapa rekomendasi diantaranya mendesak dilakukannya sosialisasi dan koordinasi secara berkelanjutan antara PW Syabab Hidayatullah dengan PD Syabab. Sebab, sejauh ini, upaya tersebut dinilai belum sepenuhnya maksimal untuk meretas program-program strategis yang berdimensi lokal.
Selain itu, perlunya transformasi berkelanjutan manhaj Sistematika Nuzulnya Wahyu (SNW) yang telah menjadi metode gerakan Hidayatullah secara umum.
Pokok-pokok doktrin yang ada dalam SNW mestinya tersampaikan sistematis ke pemuda Hidayatullah. Salah satu upaya yang telah dilakukan untuk kontinuitas transformasi ini adalah dengan menelurkan program utama bernama SNW Basic Training yang digagas oleh PP Syabab Hidayatullah.
SNW Basic Training adalah training kepemimpinan dasar bagi calon atau kader-kader Syabab Hidayatullah. SNW Basic Training berisikan mater-materi training aplikatif selain juga disampaikan secara kumulatif dengan tema-tema yang telah disesuaikan dengan materi marhalah fase pra-wahyu.
Syabab Hidayatullah juga didorong untuk masuk ke dalam interaksi pergumulan wacana kaum intelektual cerdik pandai baik di kalangan muda mahasiswa dan sekolah-sekolah serta kampus-kampus perguruan tinggi.
Disanalah Syabab Hidayatullah akan berlatih menguji kadar intelektualitas dan merasakan benturan gagasan serta kemudian menjawab persoalan-persoalan yang ada dengan ide-ide SNW. Pola interaksi ini dianggap akan menumbuhkan kepekaan ilmu dan kesadaran beriqra’.
“Maka salah satu rekomendasi sarasehan ini adalah Syabab Hidayatullah harus pula rajin menggelar kegiatan-kegiatan diskusi ilmiah yang tak perlu digelar terlalu formal dan mewah, konsisten saja itu sudah sangat baik,” jelas Muslim.
Dalam rekomendasinya juga, Syabab Hidayatullah diserukan fokus pada gerakan dakwah dan tarbiyah dan diupayakan tidak terjebak pada ashobiyah atau sentimen (fanatik) semu.
Kata Muslim, kita harus bangga dan cinta pada Hidayatullah sebagai wadah berjuang dan berbakti untuk umat dan negeri. Tapi tidak kemudian dengan itu kita bebas merendahkan sesiapa saja yang dianggal berbeda. Harus tetap elegan dan mengedepankan etika Islam dan kemanusiaan.
Rekomendasi lainnya, Syabab Hidayatullah diharapkan untuk dapat turut mengawal program-program nasional lembaga induk seperti Grand MBA (Gerakan Nasional Dakwah Mengajar dan Belajar Al Qur’an) dengan melakukan elaborasi program yang direaktualisasi sesuai dengan level kemampuan objek yang disasar. Misalnya pendidikan Al Qur’an untuk anak-anak muda jalanan yang dikemas sesuai dengan minat mereka. Pelan-pelan mereka kita arahkan kepada cahaya Islam.
Ditegaskan Muslim, yang terpenting dari rekomendasi itu adalah seruan vitalnya kontinuitas penajaman spiritual para pemuda Hidayatullah khususnya para pengurus Syabab di tingkat pengurusan level apapun.
Karena itu, dalam rekomendasi ini, pengurus wilayah dan daerah harus rutin membuat program mabit bulanan bahkan pekanan selain dengan menggiatkan halaqah-halaqah yang telah dibentuk oleh PD induk masing-masing. *