HIDORID — Ratusan undangan dan wali murid hadir dalam acara tablig akbar Muharram di Kampus Pesantren Hidayatullah Mamuju, Sulawesi Batat, Selasa. Tabligh Akbar yang menghadirkan pembicara Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri PP Hidayatullah Naspi Arsyad, itu sekaligus dalam rangka lelang pembangunan masjid dan Gedung Dakwah Center Ar-Risalah Hidayatulllah Mamuju.
“Berkumpulnya kita di sini lebih dari sekedar lelang bangunan Masjid Ar-Risalah yang juga berfungsi dakwah senter ini,” kata H. Nasfi Arsyad, Lc, saat menyampaikan taushiahnya.
Menyinggung rencana panitia yang akan melelang pembangunan ke semua undangan yang hadir.
Dalam tausiahnya, alumni Madrasah Aliyah (MA) Raadhiyatan Mardhiyah, Gunung Tembak, Balikpapan, angkatan ke-2, ini menekankan kepada hadirin untuk bertbuat sesuatu semata-mata karena Allah Ta’ala.
“Semua yang kita lakukan hendaknya diniatkan karena Allah semata. Allah Subhanahu wa taala akan mengganti dengan pahala dan keuntungan yang jauh lebih besar ketimbang kita berbuat diniatkan selain karena-Nya,” tuturnya.
Nampak hadirin menikmati tausiah yang sesekali diselipi humor dari ustadz yang selalu riang ini. Bahkan beberapa murid TK dan SD yang tidak mendapatkan tempat duduk dalam tenda di halaman SD itu tetap sabar menunggui, “sambil nunggu penyerahan hadiah” harap Aqila pemenang lomba doa keseharian tingkat TK.
Bertempat di Pondok Pesantren Hidayatulah Mamuju di Jalan Abdul Syakur Nomor 2 Mamuju, dengan menggunakan tenda terowongan sebagian peserta membludak hingga menempati teras-teras sekolah dan masjid Nurul Ilmi.
Dalam rangka menyemarakkan tahun baru 1 Muharram 1435 Hijriyah, selama sepekan diadakan lomba hafalan hadits, hafalan doa keseharian, adzan, nasyid dan sholat berjamaah di kampus Hidayatullah Mamuju. Semua murid dari TK hingga SMP Integral Al-Furqon Hidayatullah Mamuju mengikuti materi lomba yang dikemas menyenangkan.
Ketua DPRD Propinsi Sulawesi Barat, Drs. H. Hamzah Hapati Hasan, M. Si yang akan hadir dalam acara tersebut mendadak batal karena harus ke Jakarta menghadap Kementerian Dalam Negeri. Hamzah Hapati dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan Masjid Ar-Risalah pada Jumat besok. Hal ini dikarenakan keinginan kuatnya untuk selalu terlibat di setiap kegiatan keagamaan di wilayahnya.
“Saya selalu terbuka untuk Hidayatullah apalagi kalau itu urusan ummat,” ungkap Hamzah Hapati Hasan saat melakukan kunjungan ke TK Nurul Huda Hidayatullah Taraillu beberapa waktu lalu.
Dai Harus Siap Menjadi Imam Shalat
Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Naspi menekankan pentingngya seorang dai berbekal diri dengan kompetensi dasar. Kata dia, Wajib bagi semua dai, termasuk dai Hidayatullah, untuk siap menjadi imam di manapun saat shalat berjamaah. Sehingga baiknya kualitas bacaan serta amalan Al Quran seorang dai itu merupakan basis standar yang harus terpenuhi.
Dihadapan sedikitnya 500 jamaah yang hadir, Ustadz Naspi mengajak kaum Muslimin untuk meneladani perjalanan dakwah figur Nabi Ibrahim. Sosok petualang dakwah yang tak kenal lelah dengan kesabarannya menjadi senjata utamanya.
Momentum tahun baru Islam 1 Muharram, kata Naspi, harus menjadi hulu ledak perbaikan diri dan bangsa dalam rangka menyemai Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Aalamiin.
Dalam hal ini beliau merujuk pada Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam sebagai sosok dai sekaligus kepala rumah tanggaa yang sukses mendidik generasinya menjadi pelanjut risalah perjuangan mengemban amanah dakwah. Dengan ketajaman spiritualnya, Ibrahim mendapat kasih sayang dari Allah di setiap langkahnya.
“Kita ingin seperti Nabi Ibrahim yang mendapat pertolongan Allah yang mendinginkan api saat beliau dibakar oleh Namrudz, tapi sudahkah cara kita sama seperti cara meyakini kebenaran Nabi Ibrahim itu,” ujar Ustadz Naspi mengingatkan.
PW Hidayatullah Sulawsei Barat menggelar acara Tabligh Akbar Muharram 1435 Hijriyah di Kmapus Pondok Pesantren Hidayatullah Mamuju, Sulawesi Barat. Disela-sela safari dakwahnya ke Sulawesi, Naspi Arsyad diundang juga hadir di Mamuju untuk mengisi acara tersebut.
Bagi kebanyakan awam di daratan Sulawesi meyakini, pantang memulai pekerjaan pada awal Muharram karena akan mendatangkan keburukan pagi pelanggarnya. Meski tidak ada yang getol mentransformasi keyakinan ini secara intens, namun di masyarakat sudah terlanjur melembaga ke dalam kehidupan dan turun temurun menjadi budaya.
Melihat fenomena yang keliru dari sudut pandang aqidah Islam yang benar, pengurus Pesantren Hidayatullah Mamuju memanfaatkan momen tahun baru 1435 Hijriyah ini untuk melakukan pencerahan melalui Pekan Muharram.
Laporan wartawan Hidayatullah.or.Id di Sulawesi Barat, Muhammad Bashori