KEPULAUAN SERIBU (Hidayatullah.or.id) — SAR Hidayatullah bersama tim rescuer gabungan hingga siang ini terus bekerja dengan berfokus melakukan pencarian korban dan mengumpulkan serpihan puing kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Kepala Divisi Operasi SAR Hidayatullah, Murdianto, mengatakan meski di lokasi pencarian banyak potensi rescuer, namun untuk pencarian dengan penyelaman dilakukan secara hati hati mengingat titik medan yang disebut cukup rawan.
“Untuk pencarian dengan penyelaman dilakukan oleh rescuer dengan seleksi ketat yang harus melalui beberapa pintu. Armada evakuasi dan relawan dibatasi untuk antisipasi kecelakaan relawan,” kata Murdianto dalam keterangannya, Senin (11/1/2021).
Murdianto melanjutkan, evakuasi dengan penyelaman ini melibatkan crane atau alat berat untuk menaikkan bangkai pesawat yang harus dilakukan ahli operator alat berat.
Murdianto menambahkan, potensi sumberdaya SAR gabungan di lokasi bahu membahu bekerja yang dikoordinatori langsung oleh Badan SAR Nasional (Barasnas).
Mereka dikerahkan untuk membantu pencarian serpihan dan korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Personel dan sarana yang dikerahkan secara umum dalam rangka untuk mendukung kegiatan SAR yang dilaksanakan Basarnas, TNI Angkatan Laut serta tim.
Operasi mengumpulkan serpihan pesawat dan pencarian korban dilaksanakan dengan komando dari Basarnas, termasuk waktu pelaksanaan. Tim rescuer gabungan menyesuaikan dengan keputusan dari Basarnas serta dilakukan sesuai prosedur yang ada.
Sementara itu, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman selaku SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan bahwa area pencarian diperluas menjadi enam sektor. Hal ini disampaikan pada konferensi pers yang dilakukan pagi ini di posko Pelabuhan JICT 2, Jakarta.
Sebelumnya, pada hari pertama dan kedua kemarin dibagi dalam empat sektor. Pencarian dikonsentrasikan di bawah air tetapi juga tetap dilakukan pencarian di atas permukaan hingga ke pantai-pantai. Pencarian di bawah air akan menggunakan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV).
“Unsur-unsur yang terlibat hari ini juga bertambah. Hingga hari ini ada sekitar 2600 personil yang terlibat langsung dalam operasi pencarian dan pertolongan kecelakaan SJ-182,” kata Rasman.
Adapun alut laut yang digunakan diantaranya 53 kapal yang memiliki spesifikasi untuk pencarian dan pertolongan, kemudian sea rider, jetski, RIB yang berjumlah sekitar 20 unit. Jumlah ini menurut SMC sudah sangat cukup untuk diefektifkan penggunaannya sesuai keperluan di lapangan.
Sementara itu alut udara standby sebanyak 13 unit yang siap digunakan sewaktu-waktu diperlukan untuk pelaksanaan operasi hari ini. Sedangkan ambulance yang standby ada 12 unit. Hal-hal yang disampaikan tersebut masih dapat berubah sesuai kondisi di lapangan.
Jumlah alut yang terlibat dan digunakan juga sewaktu-waktu mengalami perubahan seiring masih adanya penambahan dari berbagai potensi yang menawarkan bantuannya dalam operasi pencarian SJ-182. (ybh/hio)