MAKKAH (Hidayatullah.or.id) — Setelah sempat tertunda karena amukan badai pandemi corona virus disease 19 (covid 19) yang berdampak cukup serius hampir semua sektor tak terkecuali biro perjalanan, sebanyak 7 dai Hidayatullah yang mengabdi di pedalaman akhirnya dapat diberangkatkan umrah tahun ini.
Program ini merupakan bagian dari benih kebaikan Travel Fatimah Zahra Semarang yang terpanggil untuk memberangkatkan umrah para dai Hidayatullah yang sudah berjalan beberapa tahun.
Namun, karena pandemi covid 19 berkepanjangan yang melanda seantero negeri, program tersebut ikut terdampak dan akhirnya terhenti. Pada tahun 2023 inilah khidmat tersebut dapat berjalan kembali melalui Saibah Travel.
Saibah Travel adalah biro perjalanan haji dan umrah milik adik dari owner travel Fatimah Zahra Ust. H. Bambang Riyanto dan Hj Aisyah Abdillah.
“Alhamdulillah ada tujuh dai Hidayatullah diberangkatkan setelah memenuhi kriteria. Diantaranya umur di atas umur 40 tahun, belum pernah umrah, dan kecil kemungkinan bisa umrah,” kata Wasekjen DPP Hidayatullah, Ust. Abdul Ghofar Hadi, saat melepas rombongan dari Wisma Pusat Dakwah Hidayatullah beberapa waktu lalu.
Mereka diberangkatkan dari Jakarta pada tanggal 21 Rabi’ul Akhir 1445/ 5 November 2023 dan akan menjalani rangkaian ziarah dan umrah ini selama 17 hari, yaitu hingga 8 Jumadal Awal 1445/ 22 November 2023 mendatang.
Adapun para dai yang diberangkatkan umrah itu adalah Ust. Ali Imran dari Kalimantan Barat (Kalbar), Ust. Martopo Abdul Wahab dari Sulawesi Selatan (Sulsel), Ust. Muslih dari Sumatera Utara (Sumut), Ust. Mustamir dari Sulawesi Tenggara (Sultra), Ust. Sukirman dari Balikpapan, Ust. Thoriqul Fajri dari Kampus Induk Gunung Tembak, dan Ust. Bukhari dari Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebelumnya, para peserta menjalani karantina sekaligus manasik umrah di Pusat Dakwah Hidayatullah yang dibimbing oleh Ust. Abdul Ghofar Hadi dan mendapatkan pesan pesan dari perwakilan travel yaitu Ustadz Widodo.
Abdul Ghofar mengatakan para peserta sangat berbahagia dan bersyukur bisa ibadah umrah.
“Semua orang beriman rindu bisa ibadah di Haramain, baik haji maupun umrah. Termasuk para dai Hidayatullah yang berdakwah di pedalaman, namun kondisi ekonomi tidak memungkinkan,” tandasnya. (ybh/hidayatullah.or.id)