DAKWAH merupakan muhimmatur rusul (tugas para Nabi dan Rasul). Artinya dakwah itu sangat mulia. Itulah mengapa dakwah masuk kategori ahsanul a’mal (sebaik-baik amal). Dan, yang tak kalah penting dakwah adalah jalan utama menuju khairu ummah (umat terbaik).
Tidak heran kalau banyak orang beriman menekuni dakwah. Hal ini karena aktivitas menyeru manusia kepada jalan Allah itu mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.
Sabda Rasulullah SAW kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT memberikan hidayah kepada seseorang dengan (daKwah) mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad).
Unta merah pada masa itu adalah setinggi-tingginya harta, harta paling istimewa di kalangan orang Arab kala itu.
Kalau mau kita ilustrasikan, mungkin itu setara dengan mobil termahal di bumi era sekarang. Singkatnya, dakwah itu adalah ibadah papan atas.
Namun dakwah juga bukan soal biasa. Jika orang menekuni dakwah tetapi salah niat, keliru nawaitu dalam dada, tentu tidak akan menghasilkan apa-apa.
Sistem Penjelas Ustadz Abdullah Said tentang Sukses Dakwah
“Sebelum kita melangkah terlalu jauh keluar melayani tantangan, ada baiknya lebih dahulu membaca diri kita sendiri, mengukur kadar kemampuan iman kita sesungguhnya.
Sebab kita khawatir kalau langkah dan perjuangan kita membela agama ini bukan karena iman dan aqidah.
Mungkin sekali semangat berjuang dengan slogan demi agama dan cita-cita semata-mata karena nafsu dan emosi saja.
Sesungguhnya dalam mengurus dan memperjuangkan agama serta keyakinan ini, tidak juga terlalu sulit, manakala bantuan Tuhan sudah datang.
Kemenangan pasti sudah ditangan, siapapun menghalanginya
Tapi kalau bukan karena iman yang mendorongnya mana mungkin bantuan Tuhan datang.
Ini yang sangat kita sayangkan, kalau korban sudah berjatuhan, dan ternyata semuanya tanpa hasil apa-apa.
Sebelum tandang ke gelanggang, mari periksa dengan jujur, teliti baik-baik diri kita! Apa sudah iman yang bicara atau kepalsuan?
Uji kembali niat itu. Tengok dulu rumah tangga kita! Apakah terasa sinar Islam memancar? Apa terlihat ada warna Islam?”
Demikianlah sistem penjelas dari Ustadz Abdullah Said – Rahimahullah, pendiri dan penggerak dakwah Hidayatullah di Balikpapan saat Khutbah Idul Fitri 1403 H/1982.
Kemenangan Sejati
Dakwah dalam Islam bukan semata soal jumlah orang yang terpukau kala kita berceramah. Bukan pula tentang ramainya jadwal seseorang berceramah atau lain sebagainya. Yang utama dalam dakwah adalah niat.
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin dicapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa yang dia diniatkan. (HR Bukhari).
Mengapa dakwah yang kita lakukan harus murni karena Allah?
Itu karena menekuni dakwah dengan niat dunia adalah kebodohan.
“Seandainya dunia ini ditimbang, maka nilainya di sisi Allah sama seperti salah satu sayap nyamuk. Allah tidak akan memberikan di dunia ini, walaupun seteguk air, untuk orang-orang yang ingkar.” (HR Tirmidzi).
Dan, seperti uraian Ustadz Abdullah Said, kala dakwah niatnya memang lurus karena Allah, kemenangan demi kemenangan akan Allah datangkan.
Seorang tabi’in berkata, “Ayahku bercerita kepadaku, ‘Aku melihat Romawi menjatuhkan Persia, kemudian aku melihat pula Persia menjatuhkan Romawi. Dan, akhirnya aku melihat Islam meruntuhkan kedua-duanya hanya dalam waktu 15 tahun’.”
Inilah kemenangan sejati, ketika dakwah berhasil mengundang pertolongan Allah.
Terakhir patut kita renungkan satu ungkapan indah dari Salim bin Abdullah yang menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz.
“Katakanlah saudaraku! Pertolongan Allah terhadap hambanya adalah sebanding dengan besar keikhlasan dalam niatnya. Bila seorang hamba memiliki niat ikhlas yang sempurna, maka pertolongan Allah pun akan sempurna kepadanya. Begitu pun sebaliknya. Barang siapa yang memiliki niat tidak sempurna maka pertolongan yang Allah turunkan kepadanya tidaklah penuh.”
Jadi, kemenangan sejati dalam dakwah adalah lurusnya niat dalam hati. Karena itu kita mesti selalu waspada dan hati-hati dalam berdakwah. Tetapi, tetaplah semangat dalam dakwah yang kita lakukan sehari-hari.[]
*) Penulis adalah Direktur Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) | Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah 2020-2023. Publikasi pokok pokok pikiran Ustadz Abdullah Said ini atas kerjasama Media Center Silatnas Hidayatullah dan Hidayatullah.or.id dalam rangka menyambut Silatnas Hidayatullah 2023