JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) Prof Din Syamsuddin, mendorong Kapolri agar berkomunikasi langsung dengan ormas-ormas lain.
Hal itu disampaikan Din Syamsuddin terkait pernyataan Kapolri Jenderal Pol Muhammad Tito Karnavian yang menuding ormas selain Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) mau merontokkan negara.
“Untuk kasus Kapolri, beliau sudah menghubungi ormas-ormas Islam bahkan mengunjunginya, maka dianggap bahwa intinya ke depan harus diajak berkomunikasi bersama oleh Kapolri. Ajak ormas lain selain Muhammadiyah dan NU,” ujar Din di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikutip situs berita nasional Hidayatullah.com, Kamis (01/02/2018).
Menurut Din, Kapolri Tito sudah bertemu dengannya dan menjelaskan bahwa video pernyataan Kapolri yang viral tersebut cuplikan dari pidato pada tahun 2016 di sebuah forum PBNU.
“Pak Tito mengatakan bahwa penyebutan tersebut tidak dimaksudkan untuk menegasi ormas-ormas lain melainkan ada konteks tertentu,” menurut Din.
Karena itu, menurut Din, Tito sudah menjelaskan persoalan itu, jadi tidak perlu dipersoalkan dan dikembangkan. Karena menurutnya Tito sudah meminta maaf dan sudah mengunjungi pimpinan ormas-ormas Islam seperti Serikat Islam, PBNU, dan sejumlah ormas lain.
Jangan nihilkan peran kebangsaan ormas lain
Sebelumnya pengurus DPP Hidayatullah Syaifullah Hamid mengimbau masyarakat untuk tenang dan tetap menahan diri. Dia menilai, pernyataan Kapolri tersebut kurang mendukung pada upaya Polri sendiri untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan di tengah masyarakat.
Dengan pernyataannya itu, Kapolri bisa dianggap tidak mengerti sejarah atau sengaja melupakan sejarah bahwa selain NU dan Muhammadiyah, masih banyak ormas Islam lain yangj juga ikut berjuang dan membangun bangsa ini.
Menurut Syaifullah, kalau memang Kapolri tidak mau jajaran di kepolisian bekerjasama dengan Ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah, maka tidak seharusnya alasan itu membuat Kapolri menghilangkan peran-peran kesejarahan yg sudah dilakukan oleh ormas Islam lainnya.
“Apalagi menuduhnya mau meruntuhkan NKRI. Tuduhan ini sangat melampaui batas,” tandas Syaefullah seraya menegaskan pentingnya peran Kapolri merangkul semua pihak untuk merawat persatuan dan kedamaian. (ybh/hio)