Ketua VII Pengurus Pusat Fatayat Nadhlatul Ulama (PP Fatayat NU), DR. Nur Rofi’ah, berbagi ilmu seraya memberikan wejangan seputar kewanitaan dan peranannya kepada segenap mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID), Balikpapan, Kalimantan Timur, belum lama ini.
“Siapa pun bisa menjadi guru bagi kita, terutama dalam persoalan rumah tangga, baik pengalaman orang lain maupun pengalaman pribadi,” kata Dr. Nur Rofi’ah mengawali pembicaraannya saat menjadi pengisi materi dalam kegiatan diskusi ilmiah seputar orientasi hidup dalam berkeluarga.
Acara yang digelar oleh Lembaga Penelitian, Pengabdian, dan Pengembangan Masyarakat (LPPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah (STIS) Hidayatullah Putri, itu berlangsung di Aula Hasanah Lukman, kampus STIS Putri pada Ahad, 03 April 2016 diikuti oleh 170 mahasiswi.
DR Nur Rofia menjelaskan, dalam Islam Allah swt sangat memuliakan perempuan, Allah sangat adil padanya, tapi ada saja beberapa kalangan yang salah menafsirkan ayat-ayat Allah atau Hadits Rasulullah saw, sehingga mereka menampakkan seakan-akan perempuan itu didiskriminasi.
“Allah Ta’ala Sang Maha Adil pada hambanya tidak mungkin menetapkan hukum diskriminasi pada perempuan, Rasulullah saw manusia mulia, tidak mungkin memperlakukan siapa pun dengan cara yang tidak manusiawi,” lanjut Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Begitu pula dalam hal pernikahan. Beliau menerangkan, Islam sangat memuliakan perempuan. Mengutip ulama Beduzzaman Said Nursi, beliau menyampaikan bahwa mengapa dalam Islam hubungan seksual dilakukan setelah ada ikatan pernikahan, karena sangat tidak adil apabila dilakukan berdua selama 9 menit ditanggung oleh perempuan selama 9 bulan dilanjutkan masa selama 9 tahun, kemudian hanya ditanggung oleh si perempuan saja (hamil di luar nikah).
“Pernikahan dalam Islam tidak hanya sekedar urusan antara sepasang suami-istri. Tetapi lebih dari pada itu, mencakup urusan antara pasangan suami-istri dan keluarganya, serta adanya tanggung jawab kepada Rabb-nya,” jelas alumnus Fakultas Ilahiyaat, Ankara, Turki.
“Orientasi Hidup berkeluarga adalah menciptakan keluarga sakinah di dalam rumah dan lingkungan dengan memadukan Mawaddah wa Rahmah, bukan hanya mengambil salah satunya saja”
“Menikah pun butuh komitmen, yaitu untuk membangun ketaatan kepada Allah Ta’ala. Apabila ketaatan pada-Nya hilang, maka disitulah akan terbuka celah perselingkuhan,” papar Pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama.
Beliau berpesan kepada mahasiswi untuk mempersiapkan diri sejak sekarang untuk memantaskan diri menjalani pilihan-pilihan terbaik dari-Nya. “Mengantarkan diri menjadi istri sholehah untuk saling menjaga diri bersama pasangan, agar ketaatan pada-Nya senantiasa terlaksana,” pesan Rofi’ah mengakhiri.
Mahasiswi sangat antusias mengikuti acara ini, pukul 07.00 mulai berkumpul di kampus, dan beberapa diantaranya pun mengajukan pertanyaan seputar hukum keluarga. */Sahlah al-Ghumaishaa