JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dampak dari terjadinya wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang mempengaruhi kesehatan, namun juga dampak secara ekonomi.
Ketua Bidang perekonomian Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Asih Subagyo menjelaskan adanya beberapa amal usaha milik Hidayatullah yang ikut terdampak dengan adanya pandemi covid-19. Terutama amal usaha yang bergerak di bidang Sekolah dan Pesantren.
“Tentunya dengan adanya pandemi Covid-19, amal usaha seperti Sekolah dan Pesantren harus diliburkan. Namun, proses pendidikan akan tetap dipandu oleh ustad maupun ustadzah mereka” Jelas Asih (05/05/2020).
Namun, beberapa sekolah milik Hidayatullah tidak dapat meliburkan santrinya karena terkendala berbagai hal teknis. Dampak dari hal tersebut membuat para orang tua murid tidak dapat menyelesaikan pembayaran SPP karena masalah pandemi ini.
“Tentunya karena beberapa hal, ada Pesantren yang tidak dapat meliburkan santrinya. disisi lain juga para orang tua tidak dapat melakukan pembayaran SPP akibat pandemi ini” jelasnya.
Sedangkan dalam hal bisnis ritel Asih menjelaskan bahwa masih berjalan dengan baik sembari terus melakukan protokol kesehatan yang ada.
Asih menyebutkan bahkan dibeberapa tempat, bisnis ritel berjalan dengan cukup baik dengan jumlah omset naik, tetapi terkendala dalam hal ketersediaan stok barang.
“Walaupun bisnis percetakan mengalami kendala, dalam bisnis ritel kita mengalami kenaikan omset dibeberapa daerah. Kendala bisnis ritel saat ini adalah mengenai ketersedian stok yang kurang” ucap Asih.
Lalu, dalam sektor pertanian dan peternakan, juga perikanan dilaporkan Hidayatullah tetap mengalami pertumbuhan yang baik.
“Walaupun kita terkendala dalam sektor transportasi dan juga distribusi barang. alhamdulilah, kita mengalami pertumbuhan yang baik dalam tiga sektor tersebut”.
Pada sektor microfinance, sedang mengalami kendala, salah satunya ialah banyaknya nasabah Baitut Tamwil Hidayatullah (BMT) yang melakukan penarikan dana simpananya sedangkan hal ini tidak diimbangi dengan nasabah yang melakukan peminjaman.
“Pada sektor microfinance, kita mengalami kendala keseimbangan keuangan. Dengan adanya pandemi saat ini, banyak nasabah yang melakukan penarikan dana. Namun, tidak diimbangi dengan pelunasan pinjaman dana oleh nasabah lain” ucap Asih.
Asih lalu menjelaskan bahwa secara umum memang benar adanya bahwa banyak amal usaha milik Hidayatullah yang sedang mengalami kontraksi, tetapi hal tersebut masih dapat dikendalikan karena sebelumnya Hidayatullah telah melaksanakan protokol krisis yang dikeluarkan lembaga beberapa waktu yang lalu.
“Memang benar adanya kontraksi pada bisnis Hidayatullah. Namun, hal tersebut alhamdulillah, masih bisa kita atasi melalui protokol krisis. Kini kita sedang menyiapkan beberapa rancangan bisnis untuk memasuki babak baru pasca Covid-19 ini” pungkasnya.*/Amanji Kefron