SEMARANG (Hidayatullah.or.id) —Event wisuda tahfizh yang diselenggarakan Mts-MA Al Burhan Hidayatullah Kota Semarang awal tahun 2023 ini menjadi bukti bahwa dana ziswaf yang diamanahkan para donatur menghasilkan sedekah jariah yang tidak akan ada putus-putusnya.
“Bersyukur pada Allah, amanah ziswaf yang diamanahkan kepada BMH dari para donatur, hari ini kembali diwisuda 15 orang tahfizh dari santriwati MTS-MA Al Burhan, 6 orang diantaranya beasiswa dari BMH,” kata Kepala Prodaya BMH Perwakilan Jawa Tengah, Yusran Yauma.
Hal itu dusampaikan Yusran saat menghadiri Wisuda Tahfidz 30 Juz santri Pondok Pesantren Alburhan Hidayatullah di Kampung Gedawang, Kelurahan Gedawang Banyumanik, Kota Semarang, Ahad, 22 Jumadal Akhirah 1444 H (15/1/23).
Sebuah kolaborasi apik dari lintas organisasi pendukung dan amal usaha dilingkup ormas Hidayatullah Kota Semarang yang pada wisuda kedua ini langsung dihadiri oleh Plt. Walikota Semarang, Ibu Hj. Hevearita Gunaryanti Rahayu, M. Sos dan Anggota Dewan Murabbi Hidayatullah Pusat, Ust. Zainuddin Musaddad, MA.
Dalam sambutannya, Ibu Ita, sapaan akrab ibu Walikota ini memberikan dukungan dan penghargaan kepada Hidayatullah Kota Semarang, dalam membimbing santriwatinya menjadi para penghafal Al-Qur’an.
“Wisuda ini menjadi salah satu kebanggaan para santri dan orang tua, pasti perjuangan anak-anak ini sangat luar biasa. Saya sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan wisuda Tahfizh kedua di Yayasan ini,” jelasnya.
Bahkan Ibu Ita, sempat memuji kado Wisuda dari BMH yang dibuat ibu-ibu Amil BMH salam bentuk buket bunga berisi uang,
“Bagus kreasi ini, bentuknya mirip bunga tapi bernilai karena berisi lembaran uang yang bernilai, ini bisa ditiru,” canda Walikota dihadapan 500 undangan yang hadir dalam kesempatan itu.
Sementara itu, Ketua Yayasan Al Burhan Hidayatullah Kota Semarang, Ust. Muhlis, mengatakan terlaksananya wisuda putri kedua ini, juga kedepannya, semoga santri-santri dipondok ini benar-benar mutqin 30 Juz.
“Dan semoga kita bisa syiarkan kepada umat bahwa di Kota Semarang ini masih ada sekolah formal namun tetap bisa menjadikan para santri-santrinya menjadi hafidza-hafidzah setiap tahun, Insyaallah,” harap Muhlis.
Salah satu penerima manfaat beasiswa BMH yang ikut penamatan tahfidzul Quran ini, Aulan Nuril Adha, mengaku bersyukur dan bangga. Dia mengaku memang butuh perjuangan harus meninggalkan orang tua dan tanah kelahiran untuk memutuskan melanjutkan jenjang pendidikan dan di sekolah ini.
“Saya bisa selesaikan hafalan Al-Qur’an lewat beasiswa BMH. Terimakasih BMH dan para donatur,” tutur Nuril dengan penuh haru.*/Yusran Yauma