
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah menggelar kegiatan silaturahim bertajuk “Syawalan”, yang mengangkat tema “Membangun Komitmen Perjuangan dan Transformasi Jatidiri Hidayatullah dalam Keluarga” digelar di Pusat Dakwah Hidayatullah (PDH), Cipinang Cempedak, Otista, Jakarta, Selasa, 16 Syawal 1446 (15/4/2025).
Hadir dalam forum tersebut jajaran struktural DPP Hidayatullah, mulai dari Dewan Pertimbangan, Dewan Mudzakarah, Dewan Murabbi Pusat, hingga karyawan dan staf didampingi istri, serta organisasi pendukung di tingkat pusat.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Hidayatullah Dr Abdul Ghofar Hadi menyampaikan tema yang diusung sebagai ikhtiar meneguhkan komitmen perjuangan ideologis dan strategis Hidayatullah sebagai gerakan dakwah dan tarbiyah.
“Dalam konteks ini, keluarga diposisikan sebagai fondasi paling mendasar sekaligus titik tolak transformasi jatidiri gerakan,” katanya dalam keterangannya kepada media ini.
Enam jatidiri Hidayatullah tegas beliau tidak lahir dari ruang kosong. Ia tumbuh dari akar-akar nilai tauhid, integritas moral, serta semangat perubahan yang berorientasi pada pembentukan peradaban Islam.


Dalam perjalanan panjangnya, Hidayatullah tidak hanya membangun institusi, tetapi juga membentuk manusia—individu dan keluarga yang berdaya saing, berdaya juang, dan berdaya tahan terhadap tantangan zaman.
Oleh karena itu, terang Ghofar, transformasi jatidiri Hidayatullah adalah proses rekontekstualisasi nilai-nilai dasar organisasi ke dalam dinamika kehidupan kekinian, termasuk dalam institusi paling kecil namun sangat penting yaitu keluarga.
“Di sinilah pentingnya membangun komitmen bersama, agar semangat perjuangan Hidayatullah senantiasa berakar pada nilai dan selalu bergerak,” katanya.
Sebagai entitas dakwah nasional, terangnya, kiprah Hidayatullah telah teruji dalam berkontribusi terhadap umat dan bangsa. Dari pelosok Indonesia hingga dunia internasional, Hidayatullah hadir dengan misi keilmuan, pendidikan, dan pemberdayaan.
“Dalam berbagai medan pengabdian di banyak tempat tersebut, keluarga kader menjadi garda terdepan pembentukan masyarakat madani berbasis nilai-nilai Qur’ani,” katanya.
Melalui forum Syawalan ini, tambahnya, DPP Hidayatullah tidak hanya mensyukuri kemenangan dan kebersamaan pasca-Ramadhan, tetapi juga memancang kembali visi kebangkitan Islam dari rahim keluarga.
“Keluarga dalam pandangan Hidayatullah bukanlah unit sosial pasif, melainkan sel peradaban aktif yang berfungsi sebagai pusat transformasi nilai, identitas, dan perjuangan,” tegasnya.
Dengan demikian, lanjutnya, membangun komitmen perjuangan dan transformasi jatidiri dalam keluarga berarti membumikan cita-cita besar Hidayatullah dalam menghadirkan Islam sebagai rahmat bagi semesta, memperkuat fondasi kebangsaan, dan memberi kontribusi nyata dalam peradaban dunia. “Inilah narasi besar yang terus diperjuangkan—dari rumah, untuk dunia,” tandasnya.*/