DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Tak ada manusia yang bebas dari masalah. Masalah selalu ada. Selesai masalah satu, datang masalah yang lain. Namun, bagi seorang muslim yang tercerahkan, berbeda caranya melihat masalah dengan yang belum tercerahkan.
Demikian benang merah nasihat anggota Dewan Mudzakarah Hidayatullah Ust Ir Khairil Bais saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pesantren Mahasiswa (Pesmadai) di Aula Utama Gedung Abdurrahman, Jln Raya Kalimulya, Kebon Duren, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat, Senin (11/1/2021).
“Kiat menghadapi masalah adalah dengan menyikapi dengan logika Ilahiyah. Kalau ada aksioma ilahiyah, saya mengistilahkan kiat ini dengan logika Ilahiyah,” kata Khairil.
Logika Ilahiyah, menurut Khairil, adalah menyerahkan semua masalah, ujian, cobaan atau problema yang dihadapi kepada Dzat agung Yang Maha Penyelesai Masalah dengan tak lupa menimbang kembali diri kita sebagai hamba-Nya.
“Masalah kalau dipikir memang tidak ada selesainya, makanya kita pakai logika Ilahiyah saja. Logika kita tidak mampu menjangkau setiap masalah, karena itu penyelesaiannya kembalikan kepada logika Allah. Kita minta bantuan kepada Allah,” katanya.
Yang tidak kalah penting, dia melanjutkan, masalah jangan saja diadukan kepada Allah SWT tetapi juga mesti menjadi bahan untuk muhasabah diri. Instrospeksi diri. Sebab, kata dia, jangan-jangan kita ada kesalahan atau dosa kepada orang lain yang tidak disadari.
“Setiap ada musibah harus dipandang positif sebagai penggugur dosa dan penghilang bala’. Semoga dengan musibah itu, ia menjadi proses penyelesai masalah yang kita hadapi,” katanya.
Lebih jauh ia berpesan kepada pemuda untuk terus bekerja keras mumpung masih diberi kesempatan sehat. Dia mengatakan, kita harus mengembalikan semangat Hidayatullah dengan menguatkan gerakan kepemudaan.
“Kita butuh sumberdaya yang memiliki integritas dan kompetensi untuk melayani Indonesia ini dengan dakwah Islam yang membumi,” ujarnya. Karena itu dia berharap keberadaan Pesmadai memang tidak di Jakarta saja tapi bisa mengembang ke semua daerah.
Di kesempatan yang sama, pembina Pesmadai, Suhardi Sukiman, menyambut baik arahan Ust Khairil tersebut. Karenanya, ia berharap Raker ini melahirkan konsep standarisasi pengelolaan yan merupakan hal utama yang sangat penting segera dilakukan.
“Para senior sudah tua sehingga akan kewalahan untuk melakukan lompatan, sebenarnya bisa saja melakukan lompatan tapi sambil pegang lutut karena faktor usia. Karena itu, kita yang muda ini harus melanjutkan melakukan lompatan lompatan gerakan yang dinamis, progresif dan beradab,” imbuh Suhardi yang juga Ketua Posdai DKI Jakarta ini.
Suhardi menambahkan, keberadaan kita di Hidayatullah tidak boleh punya kepentingan pragmatis karena itulah nilai nilai yang selalu ditanamkan oleh pendahulu agar bagaimana kepentingan pribadi yang sesaat itu harus dinegasikan dengan selalu meluruskan niat dalam kerja kerja dakwah hanya karena Allah SWT. (ybh/hio)