
BALIKPAPAN (Hidayatullah.or.id) – Agenda Jelajah Kampus menjadi salah satu kegiatan paling ditunggu dalam rangkaian Perkemahan Nasional Pramuka Islam III Hidayatullah (The 3rd National Islamic Scout Camp of Hidayatullah/ISCH III). Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 25 Shafar 1447 (23/8/2025) di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Sejak pagi, ratusan peserta yang didominasi tingkat Penggalang dari sekolah-sekolah Hidayatullah se-Indonesia berbaris rapi. Dengan mengenakan seragam pandu dan kaos ISCH, mereka menyusuri setiap sudut kampus yang dikelilingi pepohonan rindang. Suasana semangat terlihat jelas, disertai yel-yel khas pramuka Hidayatullah yang diteriakkan secara bergantian.
Jelajah Kampus kali ini tidak hanya menghadirkan wisata edukasi, tetapi juga napak tilas sejarah pendirian Pondok Pesantren Hidayatullah. Lokasi Gunung Tembak dipilih bukan tanpa alasan, sebab di sinilah cikal bakal pesantren didirikan oleh Ustadz Abdullah Said puluhan tahun lalu.
Seorang peserta asal Makassar, Yusuf, mengungkapkan kegembiraannya. “Alhamdulillah, semangat kakak,” ucapnya singkat ketika ditanya suasana kegiatan.
Sementara Afifah, salah satu bina damping dari Solo, Jawa Tengah, menambahkan kekagumannya. “MasyaAllah, ternyata kampus Gunung Tembak ini luas sekali ya,” ujarnya.
Selain berkeliling, sebagian peserta juga menyempatkan diri berziarah ke makam para pendiri Hidayatullah yang berada tidak jauh dari arena Jambore Nasional (Jamnas). Ziarah ini menambah kesan spiritual dan penghormatan terhadap perjuangan pendahulu.


Tujuan Pendidikan dan Pengkaderan
Kampus Gunung Tembak dipilih sebagai tuan rumah Jamnas Satuan Komunitas (Sako) Pramuka Hidayatullah tahun 2025, yang berlangsung pada 21–24 Agustus. Panitia menekankan bahwa kegiatan ini tidak sebatas lomba atau aktivitas pramuka pada umumnya, melainkan juga wadah penanaman nilai dan idealisme Islam sebagai pelanjut generasi bangsa.
“Kita berharap, seluruh peserta semakin tercerahkan dengan Gerakan Nawafil Hidayatullah (GNH) ini sebagai modal dasar menjadi pemimpin berkarakter,” ungkap Ketua Panitia ISCH III, Kak Abdul Malik.
Gerakan Nawafil Hidayatullah sendiri menekankan pembiasaan ibadah, seperti shalat berjamaah di masjid, shalat tahajjud, tilawah al-Qur’an, dzikir pagi petang, serta budaya berinfak. Aktivitas ini menjadi bagian penting dari pembentukan karakter generasi muda Hidayatullah.
Melalui agenda Jelajah Kampus, peserta tidak hanya diajak mengenal ruang fisik dan sejarah Hidayatullah, tetapi juga nilai besar yang diwariskan pendiri. Ustadz Abdullah Said merintis lembaga ini dengan cita-cita besar membangun peradaban Islam melalui pendidikan dan dakwah.
Dengan demikian, kegiatan tersebut menjadi simbol kesinambungan perjuangan dan transformasi nilai, sekaligus pengingat akan pentingnya pendidikan karakter bagi generasi emas Indonesia 2045.






