Hidayatullah.or.id — Sekjen PP Hidayatullah, Ir Abu A’la Abdullah, mendorong kader dan jamaah Hidayatullah memaksimalkan betul momentum bulan suci Ramadhan dengan intensitas ibadah untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya.
Kesempatan Ramadhan kali ini harus benar-benar dimanfaatkan. Beliau mengimbau kader dan jamaah Hidayatullah harus khatam membaca Al-Qur’an minimal 1 kali, sangat dianjurkan lebih dari itu.
“Hendaknya ditargetkan pula untuk menamatkan membaca terjemahannya (Al-Qur’an, red),” kata beliau kepada media ini.
Selain itu, kader juga hendaknya menghidupkan shalat tarawih. Bagi santri tingkat pelajar (SD/SMP) dianjurkan mengikuti shalat Tarawih berjamaah di masjid. Sementara santri dewasa dan bapak-bapak warga ditekankan shalat Tahajjud di malam hari.
“Jika tidak mampu karena ada halangan dan kendala lainnya, diusahakan dilakukan di awal malam,” ujarnya.
Pada bulan Ramadhan ini kader juga dianjurkan untuk terus membangun tradisi infak/ sedekah salah satunya dengan berbagi makanan buka puasa dan sahur kepada yang membutuhkan.
Terakhir beliau juga mendorong kader untuk selalu mendoakan kaum muslimin di mana saja berada agar selalu dalam lindungan dan hidayah-Nya, mendoakan saudara seiman kita, mendoakan sesama jamaah kita, mendoakan perhimpunan Hidayatullah sebagai wadah perjuangan menggapai kemuliaan-Nya, dan mendoakan kemaslahatan untuk bangsa Indonesia.
“(Serta) mendoakan kerabat dan keluarga terdekat kita,” imbuhnya.
Berdasarkan keputusan Dewan Syura PP Hidayatullah, dalam penentuan awal Ramadhan 1436, ormas Hidayatullah mengikuti keputusan resmi pemerintah Republik Indonesia (RI) sebagaimana tahu-tahun sebelumnya.
Keikutsertaan Hidayatullah dengan pemerintah atas alasan yang kuat. Yaitu karena pemerintah didukung oleh mayoritas umat Islam, dan penggunaan teknologi tinggi dalam penentuan posisi bulan (hilal).
Karenanya, disampaikan bahwa Hidayatullah mengikuti keputusan pemerintah melalui Kementerian Agama yang telah menetapkan bahwa awal Ramadhan tahun 1436H/2015M adalah jatuh pada hari Kamis, 18 Juni 2015.
Hidayatullah berharap dengan hasil keputusan ini mudah-mudahan seluruh umat Islam dalam mengawali puasa bisa dilakukan serentak. Dengan ini pula sekaligus menjadi cerminan bahwa kebersamaan umat Islam di Indonesia terus bisa dibangun dari waktu ke waktu sehingga berbagai persoalan bisa disikapi dan didalami secara bersama-sama. (ybh/hio)