
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Bulan Ramadan bukan sekadar waktu untuk memperbanyak ibadah, tetapi juga momentum untuk meningkatkan produktivitas. Rumah Qur’an Jayakarta (RQJ) membuktikan hal ini dengan menggelar pelatihan pembuatan kue dan roti bagi santri penghafal Al-Qur’an.
Kegiatan ini berlangsung di markas RQJ yang berlokasi di Jalan Poltangan III No. 3A 3, RT.2/RW.10, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam membekali para santri dengan keterampilan wirausaha, membuka peluang bagi mereka untuk mandiri secara ekonomi di masa depan.
Dengan keterampilan yang diperoleh, para santri tidak hanya memiliki bekal ilmu agama tetapi juga kemampuan untuk bertahan dan berkembang dalam kehidupan.
Ketua Rumah Qur’an Jayakarta, Ustaz Suhardi Sukiman, yang memimpin langsung kegiatan ini menegaskan bahwa pelatihan ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga membentuk pola pikir kewirausahaan bagi para santri.
“Sehingga tidak saja mampu menghafal Al-Qur’an, tapi juga punya kemampuan wirausaha. Dengan demikian, mereka bisa menjalani kehidupan secara mandiri di masa depan,” ujar Suhardi, seperti dalam keterangannya diterima media ini, Ahad, 9 Ramadhan 1446 (9/3/2025).
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program pendirian unit usaha yang diharapkan dapat menopang operasional Rumah Qur’an secara mandiri.
Saat ini, para santri RQJ menerima beasiswa penuh, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga yatim dan dhuafa. Oleh karena itu, kemandirian finansial menjadi kebutuhan yang mendesak bagi keberlangsungan lembaga ini.
“Kami berharap ikhtiar wirausaha ini dapat membuat Rumah Qur’an lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya,” tambahnya.
Dukungan terhadap inisiatif ini juga datang dari Pembina RQJ, Ustaz Muhammad Isnaeni. Dalam kesempatan tersebut, ia menegaskan bahwa Rumah Qur’an tidak hanya harus menjadi pusat pendidikan Al-Qur’an, tetapi juga pusat pemberdayaan bagi santri dan masyarakat sekitar.
“Kegiatan ini sesuai dengan harapan kita bahwa Rumah Qur’an juga menjadi rumah pemberdayaan. Keterlibatan umat tentu sangat diharapkan untuk bergandengan tangan dalam membangun kemandirian lembaga-lembaga pendidikan,” ungkapnya.
Isnaini yang juga Ketua DPW Hidayatullah DKI Jakarta ini menegaskan bahwa Rumah Qur’an bukan hanya tempat untuk mendalami ilmu agama, tetapi juga wadah pemberdayaan ekonomi.
Dengan bekal keterampilan ini, dia berharap, para santri tidak hanya memiliki dasar keilmuan yang kuat, tetapi juga kesiapan untuk menata masa depan yang lebih mandiri dan berdaya.
Dukungan Duo Bunda
Kesuksesan pelatihan ini tak lepas dari peran para mentor dan pendukungnya. Salah satu instruktur utama dalam pelatihan ini adalah Bunda Yana, pemilik Cookies Ananda Depok, yang berbagi ilmu tentang teknik pembuatan kue dan roti kepada para santri. Menurutnya, para peserta sangat antusias dan cepat memahami materi yang diberikan.
“Kami mengajarkan keterampilan duniawi kepada adik-adik santri, sementara para guru mengajarkan ilmu Al-Qur’an dan agama. Dengan begitu, kita berbagi tugas dalam mendukung masa depan mereka,” ujar Bunda Yana.
Selain itu, peran Bunda Trien dalam terselenggaranya pelatihan ini juga patut diapresiasi. Ia tidak hanya menjadi penghubung antara Rumah Qur’an dan Bunda Yana, tetapi juga turut memberikan dukungan dalam pelaksanaan pelatihan ini.
“Saya bangga dan senang bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. Apalagi, pesertanya adalah santri yang telah menyelesaikan hafalan 30 juz. Ini adalah bentuk nyata pemberdayaan bagi mereka,” kata Bunda Trien.
Bunda Trien juga menyatakan komitmennya untuk terus mendukung program kemandirian ekonomi RQJ dan akan kembali untuk melihat perkembangan unit usaha yang telah dirintis.
“Kami mengucapkan terima kasih dan berharap ilmu serta dukungan yang diberikan mendapatkan pahala berlipat ganda, terlebih karena dilakukan di bulan Ramadan. Semoga Rumah Qur’an Jayakarta sukses dengan unit usaha kue dan rotinya,” harapnya.*/Hasman Dwipangga