AdvertisementAdvertisement

Seminar Pendidikan di Karawang, Nanang Noerpatria Paparkan Enam Aspek Penting Tarbiyah

Content Partner

KARAWANG (Hidayatullah.or.id) — Ketua Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah Ust. Dr. H. Nanang Noerpatria, M.Pd hadir menjadi narasumber dalam acara Seminar Pendidikan bertajuk “Ekspansi Pendidikan” yang diselenggarakan oleh Yayasan Ummul Quro Hidayatullah Karawang, Sabtu, 2 Rabi’ul Akhir 1446 (5/10/2024).

Dipandu oleh Kepala Sekolah Dasar Integral Hidayatullah Karawang, Rusman Abdillah sebagai moderator, pada kesempatan tersebut Nanang Noerpatria memaparkan materi tentang enam aspek tarbiyah penting yang mencakup tarbiyah ruhiyah, jasadiyah, aqliyah, iqtishadiyah, tsaqafiyah, dan ijtima’iyah.

Nanang menekankan bahwa pendidikan harus memproses dan memadukan seluruh aspek ini untuk membentuk pribadi yang seimbang.

“Seorang guru bukan hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai murabbi yang mendidik jiwa, raga, dan intelektual peserta didik, sebagaimana muatan utama enam aspek penting tarbiyah ini,” katanya.

Dalam pada itu, Nanang juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara transfer of knowledge (pemindahan pengetahuan) dan transfer of values (pemindahan nilai).

Dia menegaskan bahwa di sekolah-sekolah umum, fokusnya lebih kepada transfer pengetahuan, meskipun ada sedikit sentuhan nilai melalui kurikulum Merdeka dengan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Namun, transfer nilai yang mendalam, khususnya nilai-nilai kepemimpinan, masih kurang.

“Kepemimpinan adalah yang utama. Guru adalah pemimpin di kelas. Di sinilah kekuatan pendidikan di sekolah-sekolah Islam, karena kita tidak hanya mentransfer ilmu tetapi juga nilai-nilai kehidupan,” tegas Nanang.

Manifestasi Iman

Masih dalam paparannya, Nanang mengajak para guru untuk meyakini bahwa pendidikan adalah manifestasi dari iman. Melalui peran sebagai murabbi, guru tidak hanya mentransfer ilmu tetapi juga memimpin peserta didik dalam kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai Islam.

Mendidik ditegaskan Nanang adalah merupakan tanggung jawab kepemimpinan yang diemban oleh setiap guru dan pendidik. Hal itu ia tekankan seraya mengutip hadits Nabi Muhammad SAW: “Kullukum ra’in wa kullukum mas’ulun ‘an ra’iyyatihi”, bahwa setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Hadits ini, menurut Nanang, mengingatkan bahwa tugas sebagai guru adalah tanggung jawab besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Tulang Punggung Peradaban

Lebih jauh Nanang memberikan contoh aktual bagaimana sistem profesional diterapkan di berbagai tempat, salah satunya di Freeport yang pernah dikunjunginya. Di sana, setiap detail, termasuk parkir kendaraan, diatur dengan disiplin tinggi.

“Setiap mobil harus diparkir mundur agar siap keluar dengan cepat, dan bahkan saat mobil memasuki pintu parkir, pintu kaca mobil harus dalam keadaan terbuka, padahal tidak ada penjaga parkir,” kisahnya.

Apa yang dilihatnya di Freeport tersebut menurut Nanang merupakan penerapan contoh sistem. Kata dia, dalam Islam juga demikian, karena Islam adalah dinul islam, yang berarti sistem Islam. “Sistem ini bagaikan jarum jam yang terus bergerak, meski tidak ada yang memperhatikannya,” jelasnya.

Menurutnya, membangun sistem pendidikan yang baik harus dimulai dari visi yang jelas. Guru bukan hanya sekadar pengajar, tetapi pemimpin yang membentuk masa depan.

“Setiap hari kita harus siap menghadapi tantangan. Tugas kita bukan hanya mengatur, tetapi memimpin. Guru memiliki tiga peran besar secara bertahap yaitu sebagai teacher, educator, dan trainer, yang semuanya berkontribusi dalam membangun peradaban,” tambahnya.

Nanang menegaskan, sistem yang baik akan mendukung proses pendidikan secara sempurna, sehingga tidak hanya pengetahuan yang ditransfer kepada siswa, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang menjadi pondasi bagi mereka dalam menghadapi dunia. Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci utama dalam menjalankan sistem ini di sekolah-sekolah Islam.

Mengakhiri sajian materi yang dibawakannya, Nanang menyampaikan bahwa pendidikan adalah jalan menuju kebahagiaan. Dia menyebutkan, kebahagiaan lahir dari pendidikan yang seimbang antara transfer ilmu dan nilai.

“Di sinilah peran penting sistem pendidikan Islam, yang berusaha menghadirkan keduanya dalam proses belajar mengajar,” tandasnya.

Seminar ini juga turut dihadiri Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Jawa Barat Ust Hidayatullah Abu Corry, Ketua Pembina Yayasan Hidayatullah Karawang Ust. H. Nanang Hanani, MA, Ketua Yayasan Ummul Quro Hidayatullah Karawang, Ustadz Rudi Safaat, SH, dan pengelola pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Hidayatullah Karawang.*/Adam Sukiman

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Rakerwil V Hidayatullah Jatim Ditutup, Ketua DPW Apresiasi Pelayanan Tuan Rumah

Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) V Hidayatullah Jawa Timur resmi ditutup pada hari Ahad, 19 Januari 2024, di Situbondo. Dalam...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img