
HALMAHERA (Hidayatullah.or.id) — Suasana penuh haru dan bersejarah mewarnai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di pedalaman Halmahera pada Ahad, 23 Shafar 1447 (17/8/2025). Untuk pertama kalinya, Suku Togutil atau Tobelo Dalam ikut serta dalam upacara pengibaran bendera Merah Putih bersama masyarakat desa sekitar.
Sebanyak 70 warga Suku Togutil keluar dari hutan dan menempuh perjalanan selama dua hari demi menghadiri peringatan nasional tersebut.
Mereka bergabung dengan 80 warga desa sekitar yang bermukim di kawasan sungai belakang Desa Woda, Oba, Halmahera.
Kehadiran mereka menciptakan suasana kebersamaan yang hangat serta menunjukkan kuatnya ikatan persaudaraan antarwarga bangsa.
Kegiatan peringatan ini diprakarsai oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Maluku Utara dengan dukungan berbagai pihak. Sejumlah lembaga yang turut serta dalam penyelenggaraan antara lain Koramil 1505-04/Oba, Polsek Oba, serta Polisi Hutan (Polhut) Resort Tayawi Taman Nasional Aketajawe Lolobata.
Selain itu, para relawan dari Taman Baca Masyarakat (TBM) Masure Desa Bale Hijrah dan Gerakan Sedekah Alif Ternate juga hadir membantu jalannya acara.
Dalam amanatnya saat upacara, Babinsa Desa Woda, Serma Habibi, menekankan pentingnya kesetaraan di antara seluruh lapisan masyarakat.
“Jangan pernah membeda-bedakan antara masyarakat suku yang tinggal di hutan dengan masyarakat kampung. Mereka semua adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak yang sama,” ujarnya. Pesan tersebut disampaikan di hadapan peserta upacara yang terdiri dari masyarakat adat Togutil dan warga desa.
Setelah prosesi pengibaran bendera selesai, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan lomba tradisional khas peringatan 17 Agustus. Warga desa dan Suku Togutil berpartisipasi bersama dalam berbagai perlombaan yang berlangsung meriah.
Suasana kegembiraan semakin terasa saat pembagian hadiah bagi para pemenang, diikuti dengan pemberian paket sembako serta pakaian untuk seluruh peserta.
Kepala BMH Maluku Utara, Nurhadi, menegaskan bahwa kegiatan ini memiliki makna lebih dari sekadar perayaan tahunan.
“Momentum kemerdekaan ini menjadi ajang menguatkan persaudaraan dan merangkul saudara-saudara kita di pedalaman. Semoga bendera Merah Putih yang mereka kibarkan menambah semangat untuk terus bangkit bersama dalam bingkai NKRI,” ungkapnya.
Kehadiran Suku Togutil dalam upacara kemerdekaan ini menjadi simbol nyata persatuan bangsa. Peristiwa tersebut tidak hanya menunjukkan partisipasi masyarakat adat dalam kehidupan berbangsa, tetapi juga memperkuat semangat kebangsaan di wilayah pedalaman.
Upacara ini menandai eratnya sinergi antara masyarakat desa, lembaga kemasyarakatan, dan komunitas adat dalam merawat nilai persatuan di tengah keberagaman.
Dengan bergandengan tangan antara masyarakat adat dan warga kampung, peringatan kemerdekaan ke-80 tahun Republik Indonesia di pedalaman Halmahera ini menjadi bukti bahwa semangat kebangsaan terus tumbuh dan terjaga hingga ke pelosok nusantara.