JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Hidayatullah Institute (HI) kembali menggelar Pelatihan Kepemimpinan Batch #4 yang didiikuti oleh ketua-ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) se-Indonesia digelar selama 5 hari dibuka pada Senin, 7 Shafar 1446 (12/8/2024).
Pembukaan Pelatihan Kepemimpinan ini digelar dengan khidmat di komplek Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta, Jalan Cipinang Cempedak I/14, Otista, Polonia, Jatinegara, Jakarta Timur, sebagai langkah strategis untuk membentuk generasi pemimpin yang tangguh dan siap menghadapi tantangan zaman.
Acara pembukaan ini dihadiri oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah yaitu Wakil Sekretaris Jenderal I Dr. Abdul Ghofar Hadi, Wakil Sekretaris Jenderal II Iwan Ruswanda, dan Ketua Departemen Sumber Daya Insani (SDI) Dr. M. Arfan AU yang sekaligus membuka acara tersebut.
Dalam sambutannya, Dr. M. Arfan AU menekankan pentingnya alumni pelatihan ini sebagai aset sumber daya insani. Hingga saat ini, dia menyebutkan, sudah 13 angkatan yang dilahirkan oleh Hidayatullah Institute, dan semuanya diharapkan dapat berkontribusi nyata di tempat tugas masing-masing.
Arfan menyampaikan bahwa kepemimpinan di masa mendatang akan semakin kompleks dan penuh tantangan. Oleh karena itu, pelatihan ini dirancang untuk membekali para pemimpin di semua tingkatan, baik DPW, DPD, maupun di institusi pendidikan, agar mereka mampu menghadapi dinamika yang ada dengan kompetensi dan keterampilan yang memadai.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Arfan adalah pentingnya mengembangkan gaya kepemimpinan yang tidak hanya didasarkan pada naluri atau karakter alamiah, namun juga pada prinsip-prinsip kepemimpinan yang relevan dengan kondisi di lapangan. Dengan demikian, para pemimpin dapat lebih efektif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.
Dia menerangkan, dalam organisasi sebesar Hidayatullah, kepemimpinan yang tangguh adalah kunci keberhasilan. Pelatihan kepemimpinan ini bukan hanya sekadar agenda rutin, tetapi merupakan bagian integral dari strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Selama pelatihan, peserta akan dibekali dengan berbagai kompetensi yang mencakup Manajemen Waktu, Komunikasi Efektif, Pengambilan Keputusan, Kepemimpinan Situasional, serta juga Metode Pembelajaran serta sejumlah materi praktek dan outdoor.
Pelatihan ini menggunakan pendekatan yang seimbang antara teori dan praktik. Melalui simulasi, studi kasus, dan diskusi kelompok, peserta diajak untuk memahami konsep kepemimpinan secara mendalam, sekaligus mempraktikkannya dalam situasi nyata.
Arfan berharap, setelah menyelesaikan pelatihan, alumni diharapkan menjadi agen perubahan di wilayah tugas mereka. Mereka diharapkan tidak hanya menerapkan ilmu yang didapat, tetapi juga menularkan semangat kepemimpinan kepada rekan-rekan di daerah masing-masing.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan tantangan, kepemimpinan berbasis nilai menjadi semakin penting. Nilai-nilai ini bukan hanya sebagai pedoman, tetapi juga sebagai fondasi yang kokoh bagi setiap pemimpin untuk mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana.
“Pelatihan ini menekankan pentingnya integritas, komitmen, dan tanggung jawab sebagai nilai-nilai utama yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin Hidayatullah,” terangnya.
Setiap peserta membawa kisah dan pengalaman unik dari daerah mereka. Melalui pelatihan ini, mereka tidak hanya belajar dari materi yang disampaikan, tetapi juga dari interaksi dan berbagi pengalaman dengan peserta lain. Ini menjadi salah satu kekuatan dari pelatihan Hidayatullah Institute yang tidak dimiliki oleh pelatihan-pelatihan lainnya.
Spektrum Peserta
Direktur Program HI Ade Syariful Allam dalam keterangannya menyampaikan potret keberagaman peserta dalam kegiatan pelatihan kali ini. Acara ini diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Masing-masing peserta membawa warna dan karakter unik yang memperkaya dinamika pelatihan. Utusan DPD berasal dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta – Jawa Tengah bagian selatan (DIY – Jatengbagsel), Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Timur, Papua, Sumatera Selatan, dan Kepulauan Riau.
Ade juga melaporkan keberagaman usia peserta yang menambah dimensi lain dalam pelatihan ini. Dengan peserta termuda berusia 25 tahun dan yang paling senior berusia 50 tahun, rentang usia yang cukup luas ini menghadirkan perpaduan pengalaman dan semangat muda.
“Sementara, rata-rata usia peserta adalah 39 tahun, sebuah usia yang ideal untuk memikul tanggung jawab kepemimpinan,” katanya.
Hidayatullah Institute juga membentuk jaringan alumni yang solid sebagai wadah untuk berkolaborasi dan saling mendukung. Melalui jaringan ini, alumni dapat terus berhubungan dan berbagi pengalaman serta pengetahuan yang mereka peroleh selama pelatihan. (ybh/hidayatullah.or.id)