AMALAN pagi utama berikutnya setelah shalat shubuh berjamaah di masjid dan wirid pagi adalah shadaqah shubuh. Dua amalan yang mulia, shadaqahnya mulia dan waktu shubuhnya berkah.
Shadaqah adalah salah satu amalan yang dicintai oleh Allah karena berdimensi dua yaitu bernilai di sisi Allah dan bermanfaat bagi orang lain. Biasanya amal yang dicintai Allah, pelaksanaannya berat karena berhadapan dengan nafsu yang biasanya menghalanginya.
Menurut terminologi, shadaqah berasal dari kata “shidqoh” yang artinya “benar”. Menurut penjelasan para ulama, orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya.
Jadi, shadaqah adalah perwujudan pembenaran sekaligus bukti keimanan seseorang. Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadist:
الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ
“Sedekah itu adalah bukti (iman) yang nyata…” (HR. Muslim)
Shadaqah juga bisa diartikan sebagai pembelanjaan yang dilakukan di jalan Allah. Shadaqah juga dapat bermakna infak, zakat, dan kebaikan non-materi. seperti tersenyum, berbagi ilmu, membantu menyelesaikan masalah orang lain, bahkan shalat sunnah.
Sebenarnya shadaqah bisa kapan saja dan semuanya baik. Tapi ada waktu yang khusus disebutkan oleh Rasulullah yaitu shadaqah di waktu shubuh, artinya ada pengkhususan yang istimewa di waktu shubuh untuk bershadaqah.
Shadaqah shubuh termasuk amalan agung dan dahsyat pahala yang disiapkan oleh Allah.
Salah satu keistimewaan shadaqah di waktu shubuh karena ada malaikat yang ditugaskan secara khusus setiap shubuh. Sebagaimana Abu Hurairah, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا ، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010)
Subhanallah, siapa yang tidak mau didoakan oleh malaikat, mahluk yang paling taat dengan perintah dan tentu dekat dengan Allah maka doanya tentu mustajab.
Semua orang ingin hajat dan keinginannya bisa terkabul maka shadaqah yang diiringi dengan doa bisa menjadi jalan untuk memudahkan urusannya.
Kedua, apa tidak takut didoakan malaikat dengan bagi orang yang tidak bershadaqah didoakan untuk mendapatkan musibah, malapetaka atau kebangkrutan. Bukankah semua orang mengharapkan keuntungan, keselamatan dan kesuksesan di dunia dan akherat.
Hadist di atas, bagi orang beriman tidak ada pilihan kecuali harus bershadaqah setiap shubuh untuk mendapatkan kebaikan dan menghindarkan dari kebangkrutan. Berusaha memprioritaskan secara konsisten untuk bershadaqah setiap shubuh.
Selama ini, mungkin kita sudah sering berdoa dan minta doa dari orang lain sebagai bentuk ikhtiar dan wujud kehambaan kepada Allah. Bahkan sebagian orang pergi ke sana ke mari, dari ustadz satu ke ustadz lain untuk minta doa. Ada juga yang menyimpang dengan meminta doa kepada kuburan orang-orang sholeh atau mereka sudah wafat.
Doa adalah kebutuhan bagi seorang hamba atas segala hajat atau menghindarkan dari segala bahaya yang mengancamnya, mengurai berbagai kesulitan hidup yang dihadapinya.
Doa bukan masalah diijabah atau tidaknya oleh Allah tapi tentang keyakinan bahwa menjadi hamba itu lemah dan Allah Maha Kuasa.
Urgensi doa, sehingga Allah memberikan kesempatan manusia didoakan oleh malaikat. Mahluk yang tidak pernah berdosa, tidak memiliki inters, tidak punya nafsu, sehingga doa memiliki kedudukan tersendiri di hadapan Allah.
Pagi hari dari mulai shubuh memulai dengan kebaikan, salah satunya dengan kebaikan shadaqah. Jika awal sudah baik, insya Allah sepanjang hari akan diberikan banyak kebaikan dan keberkahan.
Shadaqah di waktu shubuh artinya memulai hari dengan mindset dan orientasi beramal kebaikan untuk meringankan beban orang lain. Ada keyakinan terhadap janji Allah terhadap dua doa malaikat di setiap shubuh.
Alhamdulillah saat ini mulai marak gerakan shadaqah shubuh dari banyak kalangan, masjid, majelis taklim, sekolah, pesantren. Geliat ini karena meningkatnya dakwah dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya shadaqah shubuh.
Ada yang terang-terangan dengan memilih shubuh Jumat, ada berbagi makanan setiap shubuh kepada orang-orang tidak mampu di sepanjang jalan. Ada juga yang diam-diam dengan transfer setiap shubuh ke rekening masjid, pesantren, panti asuhan, atau lembaga amil zakat.
Dalam Al Quran, disebutkan bahwa manusia yang sudah wafat, mereka memohon agar hidup lagi supaya bisa bersedekah. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al Munafiqun: 10)
Mengapa pada ayat tersebut disebutkan manusia ingin hidup lagi dan beramal shadaqah secara khusus, bukan amal-amal lainnya? Mengapa mereka tidak menyebut ingin hidup lagi untuk shalat, puasa, umroh, haji atau ibadah-ibadah yang lain? Ini pertanyaan-pertanyaan yang menarik untuk dikaji dan dipahami.
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa shadaqah merupakan salah satu amal yang pahalanya mengalir tanpa terputus atau mengalir. Meskipun telah meninggal dunia, tapi pahala shadaqah akan terus mengalir pahalanya bagi orang yang telah bershadaqah.
Maka, sebelum Allah memanggil, semoga kita diberi kemampuan selalu bersegera untuk shadaqah terutama shadaqah secara konsisten setiap shubuh yang sangat jelas keutamaannya. Jika tidak memiliki cukup uang untuk bershadaqah, maka sebarkan tulisan, quote, cerita-cerita tentang keutamaan shadaqah.[]
*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah