![](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2025/02/pemuda-mengabdi-1024x576.jpg)
KEBERSIHAN memiliki tempat yang sangat istimewa dalam ajaran Islam. Salah satu hadis yang menggambarkan betapa tingginya nilai kebersihan dalam Islam adalah kisah seorang wanita yang rutin membersihkan masjid pada masa Rasulullah SAW.
Ketika wanita tersebut meninggal dunia dan penguburannya tidak diberitahukan kepada Nabi, beliau bersabda, “Jika seseorang dari kalian meninggal maka beritahu saya”.
Rasulullah kemudian melaksanakan shalat jenazahnya dan berkata, “Saya melihatnya berada di dalam surga karena kotoran yang dia bersihkan dari masjid” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Kabir, no. 11442 dengan sanad Hasan).
Hadis tersebut menjadi landasan moral bagi umat Islam bahwa menjaga kebersihan masjid adalah tindakan yang memiliki nilai spiritual tinggi.
Mengambil inspirasi dari hadis tersebut, Pemuda Hidayatullah Papua Barat menggulirkan program Bersih-Bersih Masjid (BBM) atau yang mereka sebut dengan istilah Mosque Clean & Clear.
Kegiatan BBM ini menjadi semakin relevan seperti menjelang bulan Ramadhan saat ini, di mana masjid akan menjadi pusat kegiatan keagamaan, mulai dari buka puasa bersama hingga shalat tarawih.
Program ini menyasar beberapa masjid di sekitar Pesantren Hidayatullah dengan partisipasi aktif para pemuda yang telah dibagi dalam beberapa tim. Para peserta membersihkan area masjid secara menyeluruh, termasuk lantai, dinding, tempat wudhu, dan fasilitas MCK.
Selain itu, mereka juga membersihkan serta menjemur karpet, menyediakan tempat sampah, merapikan tempat sandal, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar masjid.
Tujuan Program BBM
Dalam kehidupan sosial keagamaan, masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas keislaman yang mencerminkan nilai kebersihan dan ketertiban.
Program BBM hadir sebagai inisiatif strategis yang bertujuan untuk menjaga kebersihan masjid, meningkatkan kenyamanan jamaah, serta menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya lingkungan ibadah yang sehat.
Lebih dari sekadar kegiatan fisik, program ini juga sebagai alamat semangat gotong royong dan tanggung jawab sosial dalam merawat simbol spiritual umat Islam. Berikut ini beberapa tujuan utama dari program BBM.
1. Menjaga Kenyamanan Ibadah di Bulan Ramadhan
Ibadah Ramadhan memerlukan suasana yang kondusif, salah satunya dengan lingkungan masjid yang bersih dan nyaman. Jamaah akan lebih tenang dan khusyuk dalam beribadah jika masjid dalam keadaan bersih dan suci. Lingkungan yang bersih juga mendorong jamaah untuk lebih betah berlama-lama dalam masjid, meningkatkan semangat ibadah.
2. Kebersihan adalah Bagian dari Iman
Islam menekankan pentingnya kebersihan sebagai bagian dari keimanan. Banyak ibadah yang mengharuskan tempatnya suci, seperti shalat. Jika tempat shalat tidak bersih dari najis, maka ibadah tersebut menjadi tidak sah. Oleh karena itu, menjaga kebersihan masjid tidak hanya berdampak pada estetika, tetapi juga pada keabsahan ibadah para jamaah. Selain itu, mereka yang berkontribusi dalam menjaga kebersihan masjid akan memperoleh pahala amal jariyah.
3. Hidupkan Kesadaran Pemuda
Hadis menyebutkan bahwa salah satu orang yang mendapatkan perlindungan Allah pada hari kiamat adalah pemuda yang hatinya bergantung pada masjid. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya membina pemuda agar memiliki rasa cinta terhadap masjid. Dengan berpartisipasi dalam program ini, para pemuda tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga membangun keterikatan emosional dengan masjid.
4. Membangun Semangat Gotong Royong
Program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan semangat gotong royong dan mempererat hubungan sosial antara pemuda dan masyarakat sekitar masjid. Kegiatan ini menjadi wadah bagi pemuda untuk saling bekerja sama dalam kebaikan dan membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan masjid.
![](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2021/11/ltc-papua-barat-1-1024x577.jpeg)
Selain program BBM, Pemuda Hidayatullah Papua Barat juga menjalankan Leadership Training Centre (LTC). Program ini dirancang untuk mencetak pemimpin muda yang memiliki wawasan keislaman dan keterampilan kepemimpinan.
Instruktur utama dalam program LTC perdana di Papua Barat langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah, Imam Nawawi, yang dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, Ahad, 23 Rabiul Akhir 1443 (28/11/2021).
Materi yang diajarkan dalam LTC terdiri dari lima pokok bahasan utama: (1) Literasi dan Kekuatan Syahadat, (2) Filsafat Dasar dan Hakikat Hidup, (3) Ideologi Gerakan Hidayatullah dan GNH, (4) Nilai Dasar dan Sejarah Gerakan Organisasi Kepemudaan, serta (5) Manajemen Diri, Aksi, dan Konflik.
Pada kesempatan lain, tepatnya selama 2 hari pada tanggal 27-28 Januari 2022, mereka juga menggelar pelatihan baca Al Quran bersanad yang merupakan bagian dari derivasi program nasional Lembaga Pendidikan Qur’an (LPQ) Pemuda Hidayatullah dengan menghadirkan narasumber utama ulama Ust. H. Muzhirul Haq, Lc, dari Akademi Beena Ulama Internasional Turki yang juga Ketua Departemen Dakwah Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah kala itu.
Pada momen LTC berikutnya, Pemuda Hidayatullah juga pernah menghadirkan Ketua Umum Rasfiuddin sebagai instruktur bersama Nasirudin Albani dan Burhanuddin Ibnu.
Tujuan utama dari program LTC ini adalah membekali generasi muda dengan nilai-nilai Islam serta keterampilan kepemimpinan yang kelak akan berguna dalam membangun peradaban.
![](https://hidayatullah.or.id/wp-content/uploads/2025/02/papua-barat3-1024x567.jpeg)
Dengan pemahaman yang kuat terhadap agama dan kepemimpinan, diharapkan para pemuda dapat berkontribusi secara positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
Program ketiga yang dijalankan oleh Pemuda Hidayatullah Papua Barat adalah dakwah ke daerah pedalaman. Papua Barat memiliki tantangan dakwah tersendiri, mengingat wilayahnya yang terdiri dari pulau-pulau serta akses transportasi yang terbatas.
Diharap Terus Melejit
Kini, di bawah kepemimpinan inti Ketua Wahyudin, S.E., S.Pd, dibantu Sekretaris Nasirudin Albani, S.Pd, dan dan Bendahara Taufiq Kamil, Pemuda Hidayatullah Papua Barat periode 2023-2026 diharapkan terus melejit dan tak henti melangitkan harapan besar untuk kebaikan umat ini dengan munajat yang tak henti.
Perbedaan kultur dan tradisi menjadi tantangan tersendiri dalam menyampaikan pesan Islam kepada masyarakat. Namun, semua kendala ini tidak menyurutkan langkah para pemuda untuk terus berdakwah dan mengenalkan Islam kepada masyarakat pedalaman.
Dakwah di daerah terpencil tidak hanya bertujuan untuk mengajarkan shalat, tauhid, dan membaca Al-Qur’an, tetapi juga menjadi bagian dari napak tilas perjalanan dakwah para pendahulu Hidayatullah yang telah berbuat dalam menyebarkan Islam di tanah Papua.
Mereka menghadapi tantangan yang lebih besar dengan keterbatasan alat transportasi dan perbekalan, namun tetap berjuang demi syiar Islam. Hal ini menjadi motivasi bagi para pemuda untuk meneruskan jejak perjuangan tersebut.
Dengan beragam program yang dicanangkan dan telah dijalankan itu, menunjukkan bahwa Pemuda Hidayatullah Papua Barat terus bergerak mendenyuti kehidupan dalam menjaga dan memajukan kehidupan keagamaan di tengah masyarakat.
Dengan menanamkan kesadaran akan kebersihan, kepemimpinan, dan tanggung jawab dakwah, generasi muda tidak hanya menjadi pewaris, tetapi juga penggerak dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Sebagaimana pesan tersirat dalam hadis Nabi di awal, bahwa menjaga kebersihan masjid bukan hanya sekadar tugas fisik, tetapi juga merupakan investasi moral dan spiritual yang akan membawa manfaat jangka panjang bagi umat.[]
*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, M.Pd.I, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah. Ditulis sebagai tajuk “Laporan Perjalanan” di sela sela kunjungannya ke Papua beberapa waktu lalu.