AdvertisementAdvertisement

Ketika Kepedulian Menyapa Penjaga Kalamullah di tepian Sungai Belengkong

Content Partner

PASER (Hidayatullah.or.id) — Di tepian Sungai Desa Suliliran, Paser Belengkong, Kabupaten Paser, berdiri sebuah pondok kecil bernama Rumah Qur’an Ahlus Suffah.

Di tempat sederhana ini, 54 santri dan enam guru pendamping menapaki hari-hari mereka dengan satu cita besar: menghafal Al-Qur’an. Dalam keterbatasan sarana, semangat mereka justru kian menguat.

Dan pada Rabu pagi (18/6), semangat itu seolah mendapatkan suntikan baru. Sebanyak 350 kilogram beras tiba, diantar oleh tim Baitul Maal Hidayatullah (BMH) sebagai bagian dari program “Beras untuk Santri”. Bukan hanya logistik yang mereka bawa, tetapi juga harapan, perhatian, dan kepedulian.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas bantuan beras ini. Anak-anak santri tentu sangat terbantu. Semoga menjadi amal jariyah untuk para donatur yang telah berbagi,” ujar Ustaz Abdul Rahim, Pembina RQ Ahlus Suffah, dalam keterangannya, Kamis 30 Dzulhijjah 1446 (26/6/2025)..

Lebih dari Sekadar Bantuan

Beras mungkin terlihat sepele di mata sebagian orang. Namun di sini, di ujung sungai yang jauh dari hiruk pikuk kota, ia adalah simbol kelangsungan belajar. Ia menjaga agar hafalan tetap lancar, agar mimpi tetap menyala, agar anak-anak tak perlu risau pada suara perut saat malam tiba.

Setiap karung beras menjadi perpanjangan tangan dari orang-orang baik yang tak pernah mereka temui. Dan itu cukup untuk membuat para santri tahu, mereka tidak sendiri.

Program “Beras untuk Santri” bukan sekadar proyek bantuan sekali jalan. Ini adalah bagian dari misi besar BMH Kalimantan Timur dalam mendukung 30 pondok pesantren binaan mereka, yang menampung hampir 6.000 santri.

Ali Ridho, Kepala Unit Layanan BMH Paser, menegaskan pentingnya kontribusi kolektif. “Hari ini, telah kami salurkan amanah dari para donatur. Alhamdulillah, semoga menjadi berkah dan amal jariyah bagi semua yang terlibat,” ungkapnya.

Menurut data internal BMH, kebutuhan beras untuk para santri binaan mereka mencapai angka fantastis: 64 ton per bulan. Angka yang mungkin tak terbayangkan oleh publik kota, namun menjadi kenyataan logistik yang harus dihadapi setiap bulan oleh jaringan relawan dan pendukung.

Reporter: Adam Sukiman
Editor: Herim Achmad
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Pesantren Hidayatullah di Tapanuli Terdampak Banjir Bandang, Relawan Berjuang di Akses Terputus

TAPTENG (Hidayatullah.or.id) -- Bencana banjir bandang yang melanda wilayah Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada awal November 2025 menimbulkan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img