AdvertisementAdvertisement

Belajar dari Khaulah dan Khansa, Mushida Dorong Ibu Jadi Sahabat Anak di Era Digital

Content Partner

PONTIANAK (Hidayatullah.or.id) — Muslimat Hidayatullah (Mushida) Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar kegiatan Temu Walimurid TK/SD sekaligus Halaqah Kubro bertajuk “Memperkuat Komitmen Kader, Meningkatkan Spiritual, dan Mempererat Ukhuwah” di Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Pontianak, Kalbar, Sabtu, 1 Shafar 1447 (26/7/2025).

Kegiatan ini dihadiri ibu-ibu yang merupakan orang tua santri TK dan SD, serta kader Mushida dari berbagai wilayah di Pontianak.

Hadir sebagai narasumber utama, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Mushida, Siti Sarah Zakiyah, yang menyampaikan materi bertemakan peran perempuan muslim dalam mendidik generasi di era digital.

Dalam pemaparannya, Sarah mengangkat nilai-nilai keteladanan dari sosok-sosok perempuan salehah dalam sejarah Islam.

Ia menyoroti karakter kepemimpinan dan keteguhan spiritual Khaulah binti Azwar, seorang pejuang perempuan dalam sejarah Islam yang dikenal karena keberaniannya.

Tak kalah penting, ia juga mengangkat kisah Khansa binti Amru, penyair muslimah yang kehilangan empat putranya dalam jihad, namun tetap tegar karena kesadaran spiritual dan kecintaan pada akhirat.

“Perempuan hari ini perlu belajar dari sahabiyah. Khaulah menunjukkan bahwa perempuan juga mampu menjadi sosok kuat dan cerdas dalam menjaga keluarga dan agama. Sedangkan Khansa mengajarkan kita pentingnya keteguhan hati dalam mendidik anak-anak dengan visi akhirat,” ungkap Sarah.

Sarah juga menekankan pentingnya peran doa dalam proses pengasuhan. Ia menyampaikan bahwa doa orang tua, khususnya ibu, memiliki kekuatan besar dalam membentuk karakter dan keberhasilan anak.

“Jangan lupa doakan anak-anak kita setiap menjelang tidur dan minta doa juga kepada anak-anak supaya kita jadi ibu dan bapak yang baik. Jadikan anak-anak sebagai sahabat, terutama anak laki-laki,” ujar Sarah dalam sesi motivasi yang membuat sebagian besar peserta terharu hingga menitikkan air mata.

Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta dengan suara bergetar menyampaikan keluh kesah mengenai anaknya yang belum memiliki kesadaran diri untuk melaksanakan shalat meski telah berusia sepuluh tahun.

Sarah merespons dengan pendekatan psikologis dan spiritual. Ia menyarankan agar orang tua membangun komunikasi dari hati ke hati, menjadikan anak sebagai teman, dan menghindari membandingkan dengan saudara kandung.

“Kalau memarahi, beri tahu dengan pelan-pelan, tidak di depan saudaranya yang lain. Kita perlu lebih sabar dan bijak, bukan hanya keras, tetapi juga dekat dan menyentuh,” tutur Sarah.

Ketua PW Mushida Kalbar, Muthiah A. Mahmud, mengatakan kegiatan ini menjadi momen penguatan ukhuwah antar sesama ibu dan kader khususnya di Pontianak dalam rangka bina ketahanan keluarga muslim, yang menjadi bagian penting dari ketahanan nasional.

“Dalam situasi dunia digital yang tidak terbendung seperti sekarang, peran ibu dan keluarga menjadi bagian penting dalam membentengi generasi dari pengaruh negatif budaya luar,” katanya.

Acara ditutup dengan doa bersama dan saling bersalaman antar peserta serta foto bersama.

Para ibu menyatakan harapannya agar agenda semacam ini bisa rutin diselenggarakan sebagai wadah pembinaan dan penguatan spiritual bagi orang tua dan anak-anak di lingkungan Hidayatullah.

Reporter: Fiqhi Ulyana
Editor: Adam Sukiman
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

MUI sebagai Wadah Pemersatu Umat dan Pelayan dalam Menuntun Moral Bangsa

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) -- Wakil Ketua Pimpinan Majelis Syura Hidayatullah, KH. Dr. Nashirul Haq, Lc., M.A., menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img