
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Upaya penguatan peran umat dalam pembangunan ekonomi nasional kembali ditegaskan melalui agenda silaturahim antara Kementerian Koperasi (Kemenkop) Republik Indonesia dan organisasi masyarakat Islam. Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Kemenkop RI, Jl. H.R. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Jum’at, 23 Jumadil Awal 1447 (14//11/2025).
Hidayatullah hadir sebagai salah satu peserta dengan mengirimkan dua perwakilan, yakni Ketua Bidang Ekonomi DPP Hidayatullah Drs. Wahyu Rahman, M.E., dan Ketua Departemen Koperasi dan Kewirausahaan Saiful Anwar, S.E., M.M.
Menteri Koperasi Dr. Ferry Joko Juliantono, SE., Ak., M.Si. menyebut agenda silaturahim ini menjadi bagian dari ikhtiar pemerintah dalam memperkuat Program Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih. Program tersebut dirancang sebagai strategi nasional untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat hingga tingkat desa.
Pemerintah menegaskan bahwa koperasi harus kembali menjadi instrumen pembangunan rakyat, tidak sekadar lembaga simpan-pinjam, tetapi juga pusat produksi, distribusi, dan pelayanan kebutuhan harian masyarakat.
Menteri Ferry menjelaskan arah kebijakan koperasi nasional yang saat ini tengah diperkuat. Ia menegaskan peran fundamental koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi rakyat. Menurutnya, koperasi tidak boleh bergeser dari prinsip dasar tersebut.
Dalam pemaparannya, Ferry Juliantono menyatakan bahwa koperasi harus kembali pada fungsi asalnya sebagai alat perjuangan ekonomi rakyat, tidak semata-mata sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi sebagai pelaku produksi, distribusi, dan pusat layanan keseharian masyarakat.
Setelah memberikan kerangka besar kebijakan, Menteri Ferry melanjutkan pemaparan mengenai perkembangan program Kopdes Merah Putih di berbagai daerah. Ia menjelaskan bahwa pembangunan Kopdes telah mencapai 15.000 unit dan ditargetkan menyentuh 20.000 unit pada November.
Pemerintah juga mencanangkan rencana besar untuk membangun 80.000 Kopdes secara nasional guna memperluas jangkauan layanan ekonomi berbasis desa.
Selanjutnya, Ferry merinci model Kopdes yang dirancang sebagai ritel modern desa. Ia memaparkan bahwa model ini mencakup gerai sembako, apotek, klinik desa, layanan pembiayaan yang aman, gudang standar, serta armada operasional, yang diperkuat oleh dukungan pembiayaan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).
Program tersebut, jelas Ferry, diarahkan untuk membangun ekosistem ekonomi yang mampu mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap rentenir, memperkuat akses kesehatan, dan menciptakan jalur distribusi kebutuhan pokok yang lebih efisien.

Dialog dengan Ormas Islam
Sesi dialog antara pemerintah dan peserta pertemuan berlangsung konstruktif, termasuk kontribusi dari perwakilan Hidayatullah. Sebelum menyampaikan pandangan organisasinya, Wahyu Rahman terlebih dahulu menggambarkan kondisi dan potensi jaringan ekonomi umat yang telah dibangun.
Ia menjelaskan bahwa Hidayatullah memiliki jaringan ritel Sakinah Mart yang tersebar di berbagai daerah dan berperan sebagai mitra strategis dalam penguatan ekonomi masyarakat.
Dalam sesi tersebut, Wahyu Rahman menyampaikan dukungan penuh atas program pemerintah. Ia menegaskan bahwa Hidayatullah telah memiliki jaringan koperasi ritel Sakinah Mart, yang menjadi mitra strategis pemerintah dalam penguatan basis ekonomi umat, dengan pencapaian omzet sekitar Rp320 miliar per tahun.
Wahyu juga memberikan masukan terkait pentingnya pengembangan kapasitas bagi Ormas Islam agar dapat terlibat secara optimal dalam implementasi program. Ia menyoroti perlunya pelatihan khusus untuk memperkuat model Kopdes di tingkat akar rumput.
Ia menegaskan bahwa program Kopdes Merah Putih merupakan momentum penting bagi umat Islam untuk mengambil peran strategis dalam jihad ekonomi, dakwah digital, dan pemberdayaan masyarakat berbasis koperasi.
Melalui keterlibatan Ormas Islam, koperasi dinilai dapat menjadi instrumen yang lebih kuat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi umat, memperkuat rantai pasok nasional, serta memperluas akses layanan ekonomi di desa.
Semangat kolaborasi ini diharapkan mampu menjadi bagian dari upaya bersama membangun Indonesia yang lebih sejahtera, berkeadilan, dan berpihak kepada masyarakat kecil.






