Hidayatullah.or.id — Asrama putri Pesantren Hidayatullah Kota Bontang yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kota Bontang, Kaltim, Selasa (25/8/2015) siang hangus dilalap si jago merah.
Empat lokal bangunan milik 150 santri putri Pesantren Hidayatullah Bontang yang terdiri dari kantin, lemari pakaian santri putri, dan 2 ruang asrama, akhirnya habis dilalap si jago merah.
Dari keterangan warga di lokasi kejadian yang didapatkan redaksi, mengatakan awalnya ada kobaran api di 4 ruangan yang terbuat dari kayu di asrama tersebut.
Api pun langsung membesar. Tanpa membutuhkan waktu yang lama, api terus membesar dan melalap habis 4 ruangan di asrama putri Pesantren Hidayatullah tersebut.
Melihat api yang membesar, Muhlis sontak betlari mendekati TKP guna menyelamatkan sebagian santri putri yang tinggal di asrama tersebut.
Dengan kejadian tersebut, 150 santri putri harus kehilangan pakaian dan perlengkapan sehari-hari lainnya. Sementara itu, saat kejadian, seorang santri terpaksa mendapat pertolongan intensif karena mengalami sesak nafas.
Sementara itu, kebakaran yang terjadi di asrama putri Hidayatullah ini praktis membuat aktivitas kegiatan para santri putrid terganggu.
Kendati demikian, Walikota Bontang Adi Darma yang juga berada di lokasi pada saat kebakaran mengaku akan total memberikan bantuan kepada pesantren tersebut. Apalagi kata dia, sebenarnya ruangan yang terbakar itu memang sudah sempat akan dibenahi Pemkot karena kondisinya yang sudah tidak laik.
“Saya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk segera diberikan bantuan awal dulu. Misalnya seperti pakaian dan untuk Dinas Pendidikan untuk segera menyalurkan bantuan berupa buku,” kata walikota.
Selain itu, Adi juga menjelaskan bahwa ruangan yang terbakar tersebut sebelumnya sudah dilakukan pengukuran dilakukan perbaikan.
“Sebelumnya ini sudah diukur tapi tunggu anggaran 2016 dulu bukan pakai anggaran 2015,” tambahnya.
Selain itu selaku Ketua Yayasan Hidayatullah Bontang, Ustadz Muhammad Nurdin berharap Pemkot Bontang pun bisa membantu pengurusan para santri putri yang ijasahnya ikut terbakar.
“Satu ruangan itu kan dipakai buat lemari penyimpanan santri, santri yang menaruh ijasahnya didalam situ ikut terbakar,”tukasnya.
Saat ini, sebagian santri dan guru menggunakan 1 ruangan untuk dijadikan posko sukarela untuk menggalang dana.
“Di depan gerbang sebagian guru dan santri putra menggunakan posko untuk bantuan kepada relawan untuk dananya digunakan buat beli pakaian seadanya dan keperluan lain buat santri sembari menunggu bantuan dari pemkot. Karena santri hanya memiliki pakaian dibadan saja,” tutup Nurdin. (kbc/hio)