AdvertisementAdvertisement

Ustadz Abdullah Said dan Juru Damai di Kancah Pertarungan Geopolitik Global

Content Partner

SEBAGIAN orang mungkin memahami dakwah sebatas pada agenda taklim yang biasa berlangsung. Mungkin itu tidak salah, walaupun arti taklim dengan dakwah tidaklah sama.

Taklim dari sisi tujuan berusaha meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan dakwah adalah mengajak oran gkepada jalan Allah, baik mereka yang telah beriman (guna meningkatkan iman dan takwa) atau pun mereka yang belum mengenal Islam.

Dalam makna dakwah mengajak kepada jalan Allah, Ustadz Abdullah Said sangat memahami Shirah Nabawi, sehingga agenda dakwahnya tidak saja lokal dari sisi pemikiran, tetapi juga menyodorkan solusi dalam mengentaskan masalah geopolitik global.

Dakwah untuk Dunia

“Kita perlu menyadari diri sekarang bahwa kita sedang ditunggu tampil membawa cahaya terang di tengah kegelapan dan obat penawar di tengah kehidupan manusia yang mengidap seribu satu macam penyakit yang cukup parah. Manusia sejagat kini sedang dihantui oleh pertarungan negara-negara yang dikenal sebagai super power.

Umat Islam sangat diharap-harapkan untuk itu, karena yang mungkin dapat tandang menjadi juri dan juru damai dalam hubungan ini hanya mereka yang memiliki kekuatan lebih daripada kekuatan-kekuatan yang kini sedang bertarung itu.

Untuk mendapatkan kekuatan itu hanya mungkin kita temukan lewat Wahyu yang diletakkan Allah di dalam al-Qur’an.

Ini yang menjadi tantangan bagi kita umat Islam, jangan kita biarkan dunia dilanda kekecewaan yang akan mengakibatkan kerusakan yang lebih besar. Disebabkan semua yang diharap-harap dapat tampil tak kunjung-kunjung juga menampakkan dirinya. Sementara penampilan manusia-manusia yang menghiasi dunia sekarang telah sangat memuakkan dan demikian merusak tantanan kehidupan.”

Itulah untaian mendalam Ustadz Abdullah Said Rahimahullah kala memberikan materi dakwah dalam Pengajian Malam Jumat di Karang Bugis, Balikpapan, Kamis, 5 Rabiul Awal 1403 (21/12//1982).

Realisasi di 50 Tahun ke Depan Hidayatullah

Pikiran Ustadz Abdullah Said ini memang sebuah ceramah.

Sebagai fakta ia telah berlalu, apalagi pada akhir tahun 1982 disampaikan. Sekarang sudah 2023, 41 tahun silam.

Akan tetapi sebagai sebuah semangat juang, narasi itu hendaknya menjadi energi segenap kader Hidayatullah untuk mewujudkannya.

Pesan beliau terang, bahwa dakwah itu penerang sekaligus obat.

Siapa yang butuh penerangan, masyarakat global. Obat seperti apa yang mereka butuhkan, tidak lain adalah Islam itu sendiri.

Dan, publik dunia melihat bahwa sampai sekarang konflik bersenjata, ketidakstabilan politik, dan krisis kemanusiaan di beberapa wilayah telah menyebabkan peningkatan kemiskinan dan pengungsian penduduk. Palestina sampai sekarang juga mengalami hal itu.

Bahkan belakangan dengan tulisan dari Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt tentang bagaimana demokrasi mati, menunjukkan bahwa memang peran dakwah Islam sangat dinantikan. Pendek kata, boleh jadi ini era transisi global.

Tetapi seperti apa, inilah PR yang harus generasi Hidayatullah siapkan dalam perjalanan lembaga pada 50 tahun ke dua mendatang. Siapkan diri, jadikan dakwah peluang untuk menata hati, terangi bumi.*

*) Penulis bergiat di lembaga kajian Progressive Studies & Empowerment Center (Prospect) | Ketua Umum PP Pemuda Hidayatullah 2020-2023. Publikasi pokok pokok pikiran Ustadz Abdullah Said ini atas kerjasama Media Center Silatnas Hidayatullah dan Hidayatullah.or.id dalam rangka menyambut Silatnas Hidayatullah 2023

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Hidayatullah dan Revitalisasi Peran Muballigh dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

PERAN muballigh dalam mencerdaskan kehidupan bangsa di Indonesia sangatlah penting. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, muballigh terus menjadi...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img