Hidayatullah.or.id — Pondok Pesantren Hidayatullah Daik yang beralamat di Jalan Sawah Indah, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau, saat ini terus bertumbuh dan berbenah. Ponpes yang sudah berdiri hampir 7 (tujuh) tahun ini sekarang sudah memiliki santri sebanyak 75 orang dengan total ustadz pembimbing sebanyak 5 orang.
Dahulu bangunan masjid berawal dari bangunan kayu dan dinding pelepah sagu, secara bertahap sekarang sudah berubah menjadi bangunan beton. Ponpes yang dibina pertama kali oleh Ustadz Awalin dan Andi Arco ini secara perlahan-lahan mulai menunjukkan hasil.
“Alhamdulillah saat ini sudah banyak santri yang giat belajar tahfiz, bahkan sudah ada yang 10 juz,” ungkap Awalin bangga.
Memasuki usia yang ke-7 tahun, Ponpes Hidayatullah Daik mendapatkan bantuan Ruang Kelas Baru dari Pemerintah Kabupaten Lingga melalui APBD TA. 2014 sebanyak 2 lokal. Bangunan baru inilah yang akan diresmikan oleh Bupati Lingga bersama Pimpinan Wilayah Hidayatullah Kepri Ustadz H. Jamaluddin Nur.
Sedangkan masjid tempat santri menghafal Quran, dulunya dari kayu dengan dinding pelepah sagu, sekarang sedang dalam tahap penyelesaian akhir.
”Masjid ini sumbangan dari masyarakat, kita buat dengan dinding papan tegak dengan ciri khas Melayu. Kita beri nama Aqshol Madina artinya Tengah Kota. Ruang kelas baru itu akan kita jadikan Sekolah Dasar Islam Hidayatullah dan akan menerima siswa baru untuk tahun ajaran 2015,” terang Awalin lagi.
“Guru-gurunya kita ambil dari ustadz dan ustadzah dari Ponpes, Insyallah saya ditunjuk dan dipercaya teman-teman untuk jadi kepala sekolahnya. Mohon doa dan dukungan dari semua kalangan baik dari masyarakat, Kementerian Agama, serta Pemkab Lingga agar niat dan cita-cita berdirinya SD Islam dapat berjalan dengan lancar dan aman,” ujar Awalin, sambil tersenyum.
Secara terpisah, Rabu (4/3/2015), KUA Lingga, Dolhaji, di ruang kerjanya, menyampaikan rasa bangga dan gembira serta apresiasi yang tinggi terhadap Ustadz Awalin dan kawan-kawan di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Daik yang terus berkembang dan meneruskan kiprahnya di tengah masyarakat.
“Mereka itu para perantau, tapi memiliki visi untuk menyebarkan dan memajukan Islam di Bumi Bunda Tanah Melayu, kita semua harus dukung itu,” ungkap Dolhaji.
“Tentunya kita berharap dengan adanya pendidikan Islam sejak dini akan dapat membentengi dan menjaga masa transisi usia remaja para anak-anak kita. Sehingga angka kenakalan remaja dan kehamilan di luar nikah dapat ditekan,” tutup Dolhaji. (zd/hio)
