
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Kunjungan silaturahmi yang dilakukan Hidayatullah ke Pusat Kebudayaan Turki (Yunus Emre Enstitüsü) membuka ruang baru bagi penguatan hubungan pendidikan dan kebudayaan antara kedua lembaga.
Wakil Sekretaris Jenderal Hidayatullah, Muhammad Isnaini, memandang pertemuan ini menjadi simbol keterhubungan historis peradaban Islam yang telah membentang panjang hingga masa kini. Dalam konteks itulah, kata dia, peran kolaborasi pendidikan menjadi sangat penting sebagai pilar pembangunan yang berkelanjutan.
“Momentum silaturahmi ini sebagai langkah strategis yang memiliki dimensi historis yang kuat untuk menguatkan kebersamaan yang telah terbangun sebelumnya,” katanya kepada media ini di Pusat Kebudayaan Turki, berlokasi di The Pine View Residence, Bintaro, Jakarta Selatan, Rabu, 12 Jumadil Akhir 1447 (3/12/2025).
Menurutnya, hubungan Hidayatullah dan Indonesia secara umum dengan Turki merupakan bentuk nyata ketersambungan sejarah peradaban Islam, khususnya dalam upaya kedua pihak memajukan pendidikan sebagai pilar penting pembangunan.
“Penjajakan kerja sama ini juga menyambung kembali tali pengetahuan yang telah lama menjadi fondasi kemajuan dunia Islam,” katanya.
Pertemuan yang berlangsung hangat itu bertujuan memperkuat hubungan kelembagaan dan membuka peluang kolaborasi di berbagai sektor, terutama pendidikan, kebudayaan, serta pengembangan sumber daya manusia.
Ketua Bidang Pendidikan DPP Hidayatullah, Dr. Muzakkir Utsman, M.Ed., turut menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat yang diberikan. Ia menilai informasi dan penjelasan yang disampaikan menjadi landasan penting untuk membuka kerja sama yang lebih terarah.
Muzakkir juga mengapresiasi paparan Direktur Pusat Kebudayaan Turki, Dr. Cemal Sahin, terkait peluang beasiswa dan program pendidikan yang dapat diakses oleh peserta didik Indonesia, khususnya dari jaringan pendidikan Hidayatullah.
Dr. Cemal Sahin menyambut baik kehadiran delegasi Hidayatullah dan menyatakan kesiapannya memperkuat kerja sama dalam berbagai program pendidikan, kebudayaan, dan kegiatan kolaboratif lainnya. I
a memaparkan bahwa Pemerintah Turki setiap tahun menyediakan 150 hingga 200 kuota beasiswa penuh bagi pelajar dan mahasiswa Indonesia. Kuota tersebut juga terbuka bagi kader dan peserta didik jaringan pendidikan Hidayatullah yang kini hadir di 38 provinsi dari jenjang TK hingga perguruan tinggi.
Beasiswa yang ditawarkan meliputi pendidikan di sekolah Imam Khatib untuk jenjang SMP–SMA, serta pendidikan tinggi pada program S1, S2, dan S3 di berbagai universitas ternama di Turki. Seluruh biaya pendidikan, akomodasi, dan kebutuhan hidup ditanggung oleh pemerintah Turki, termasuk tunjangan bulanan agar mahasiswa dapat fokus pada studi. Proses pendaftaran dibuka setiap Januari dan melalui seleksi ketat yang mempertimbangkan minat jurusan masing-masing peserta.
Selain beasiswa, kedua pihak membahas peluang kolaborasi lainnya, termasuk program summer school yang setiap tahun mengirim sekitar 20 peserta. Ada pula kursus bahasa Turki yang berlangsung selama tiga bulan pada setiap Jumat dan Sabtu, diajarkan oleh native speaker secara gratis dengan materi yang disediakan penuh oleh Pusat Kebudayaan Turki.
Program short course untuk sekitar 10 peserta per tahun juga menjadi bagian dari pembahasan yang berpotensi memberikan manfaat langsung bagi penguatan kapasitas sumber daya manusia Hidayatullah.
Silaturahmi ini juga dihadiri oleh Ketua Departemen Sumberdaya Insani Dr. Muhammar Arfan AU, M.Pd., dan Ketua Departemen Rekrutmen Iwan Abdullah.
Dengan terselenggaranya pertemuan ini, hubungan antara Hidayatullah dan Pusat Kebudayaan Turki diharapkan semakin solid dan membuka peluang kerja sama jangka panjang.
Hubungan tersebut dinilai menjadi bagian dari upaya memperkuat jaringan pendidikan dunia Islam serta mendorong pertukaran pengetahuan yang berdampak positif bagi pembangunan sumber daya manusia dan kebudayaan di masa mendatang.






