AdvertisementAdvertisement

Hidayatullah Tegaskan Pentingnya Penerapan Syariat dalam Penyembelihan Hewan

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, KH. Naspi Arsyad, Lc., menegaskan bahwa tugas penyelia halal khususnya pada lingkup penyembelihan hewan bukan hanya memastikan prosedur halal, tetapi juga bagian dari perjuangan aqidah melawan nilai-nilai yang bertentangan dengan syariat.

“Peradaban halal adalah bagian dari keteguhan umat Islam dalam menjaga identitas dan ibadahnya,” kata KH Naspi saat berdialog dalam forum konsultatif dengan Ketua Lembaga Sembelih Halal (LSH) Hidayatullah, Nanang Hanani, beserta jajarannya di Pusat Dakwah Hidayatullah, Jakarta, Senin, 17 Jumadil Akhir 1447 (8/12/2025).

KH Naspi menekankan bahwa lembaga penyembelihan halal memegang misi besar dalam melawan berbagai penyimpangan dan praktik tidak syar’i yang dapat merusak kehalalan konsumsi umat.

Pertemuan ini membahas pentingnya peningkatan kualitas layanan sembelihan halal, termasuk penguatan nilai spiritual dan standar syariat dalam setiap prosesnya.

Naspi menegaskan bahwa LSH Hidayatullah harus menjadi lembaga yang benar-benar menghadirkan nilai tambah bagi umat. Menurutnya, lembaga ini bukan hanya menjalankan fungsi teknis penyembelihan, tetapi juga membawa misi dakwah, etika, dan peradaban halal.

Ia mengarahkan dengan mendorong agar LSH Hidayatullah tampil di masyarakat dengan ciri khas yang kuat, yaitu layanan bernilai ibadah dan keikhlasan.

“Berikan benefit yang berbeda kepada masyarakat. Berikan nilai lebih dalam penyembelihan seperti lakukan shalat dua rakaat, membaca 1 juz dulu, atau putarkan murattal Al Qur’an ke hewan sebelum disembelih,” katanya.

Ia kemudian menjelaskan bahwa praktik-praktik spiritual semacam ini telah menjadi tradisi ulama terdahulu sebagai bentuk permohonan pertolongan Allah dan penjagaan niat sebelum melaksanakan amal besar. Hal ini, jelasnya, rangkaian dari budaya keilmuan Islam yang menempatkan keberkahan sebagai tujuan utama.

Ia mencontohkan. Imam Bukhari, sebelum menuliskan satu hadis dalam kitabnya, selalu melaksanakan shalat istikharah dua rakaat untuk memohon petunjuk Allah. Begitu pula pendiri Hidayatullah, Ustadz Abdullah Said, dikenal dengan disiplin ibadahnya yang kuat.

“Ustadz Abdullah Said itu tidak mengizinkan ada khatib keluar dari kampus kalau malamnya tidak shalat tahajjud,” katanya.

Melanjutkan arahannya, Naspi menekankan bahwa penyembelihan halal bukan sekadar proses teknis, melainkan tanggung jawab moral dan keagamaan. Ia mengingatkan bahwa apa yang dikonsumsi umat sangat menentukan kualitas spiritual dan kesehatannya, sehingga seluruh tahapan penyembelihan harus memenuhi syarat syariat.

“Ada haknya umat Islam yang tidak tertunaikan kalau kita tidak serius dalam mengurusi ini. Adalah hak umat Islam mendapatkan kualitas daging yang baik dan halal dimana ini harus dipastikan dari rangkaian prosesnya hingga dikonsumsi,” katanya.

Hidayatullah melalui LSH, lanjut Naspi, adalah upaya sungguh sungguh untuk memperkuat ekosistem peradaban halal di Indonesia, mulai dari tata kelola penyembelihan hingga pemahaman masyarakat.

“LSH Hidayatullah diharapkan menjadi garda depan dalam memastikan bahwa kehalalan adalah nilai yang dijalankan secara menyeluruh,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua LSH Hidayatullah Pusat, Nanang Hanani, menyampaikan laporan perkembangan lembaganya. Saat ini, dia menyebutkan, jaringan struktural LSH Hidayatullah telah hadir di 30 provinsi di Indonesia.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa LSH terus menggelar pelatihan sembelih halal di berbagai daerah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai etika dan prosedur penyembelihan yang sesuai syariat.

Nanang menekankan pentingnya memperlakukan hewan sembelihan dengan penuh kasih sayang, ketenangan, dan penghormatan.

“Tugas LSH Hidayatullah terus mencerahkan masyarakat tentang bagaimana memperlakukan hewan sembelihan, bagaimana memperhatikan kesejahteraan hewan, bagaimana merobohkan hewan dengan cinta,” katanya.

Ia melanjutkan dengan ungkapan yang menggambarkan prinsip dasar etika penyembelihan Islam. “Muliakan, senangkan, nyamankan, tenangkan hewannya, maka tajamkan pisaumu,” katanya.

Nanang menambahkan bahwa LSH Hidayatullah saat ini sedang menyiapkan penerbitan buku saku pintar tentang sembelih halal sebagai panduan praktis bagi masyarakat dan juru sembelih.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Menapaki Jalan Dakwah dengan Ibadah dan Keteguhan Persaudaraan

NABIRE (Hidayatullah.or.id) -- Nilai ibadah dan persaudaraan menjadi fondasi utama dalam perjalanan dakwah Ustadz Hasanuddin. Menurutnya, dua nilai tersebut...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img