DEPOK (Hidayatullah.or.id) — Anggota Dewan Pertimbangan (Wantim) Hidayatullah Ust. Dr. H. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, MSi, menjadi narasumber pada Kajian Ramadhan 1444 bertema “Menyiapkan Pemimpin yang Kharismatik” digelar selepas shalat shubuh di Masjid Ummul Quro, Kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat, Ahad, 11 Ramadhan 1444 (2/4/2023).
Sebelum memulai materinya, terlebih dahulu Ust. Abdul Aziz sempat menyapa anak anak santri SMP dan MA Hidayatullah termasuk tampak beberapa anak usia SD yang ikut shalat berjamaah.
Pada kesempatan tersebut, ia dengan nada setengah bercanda mengatakan santri yang tidak tidur ketika menyimak ceramahnya berarti ia calon pemimpin masa depan.
“Jadi kelihatan nanti calon pemimpinnya ini dalam beberapa menit kedepan,” katanya disambut senyum jamaah dan para santri. Diantara santri pun langsung saling membangunkan beberapa rekannya yang sudah mulai “patah leher”.
Ust. Abdul Aziz mengatakan topik kajian yang diamanahkan padanya pagi itu merupakan tema yang cukup berat dan masih jarang diceramahkan. Namun ia mengaku akan tetap mengkajinya sebagaimana judul yang diberikan panitia meskipun di hadapan anak anak santri.
“Acara seperti ini, di hadapan orangtua dan di hadapan santri, itu sebenarnya sesuai sunnah Nabi. Pada masa Nabi pendengarnya ya dari yang paling kakek kakek, nenek nenek, sampai anak kecil,” katanya.
Ia pun lantas menyampaikan pentingnya melibatkan anak anak dalam setiap momen kajian. Jangan malah mengusir atau tak menyertakannya karena dianggap belum cukup memadai dalam menyerap materi khazanah Islam yang dianggap rumit.
“Jangan kalau kita ceramah, mengatakan oh ini banyak anak kecil. Ceramah saja, karena begitulah di zaman Nabi, anak kecil banyak di situ mendengar,” imbuh Ust. Abdul Aziz seraya memotivasi bahwa santri yang bisa menyimak dan tidak ngantuk berarti ia calon pemimpin.
“Jadi kalau ada anak kecil yang tidak ngantuk apabila ada ceramah begini, nah itulah calon pemimpin itu. Pengurus yayasan tinggal lihat nanti kira kira siapa anak santri yang tidak ngantuk sepanjang saya ceramah, itulah calon pemimpin itu,” selorohnya.
Di zaman Nabi pun demikian, anak anak kecil di masa itu disertakan dalam setiap majelis majelis Rasulullah seperti ada sosok bocah seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan lainnya. “Itu kan anak kecil semua itu di zaman Nabi tapi kemudian menjadi ulama dan pemimpin,” katanya.
Kendati demikian, Ust. Abdul Aziz mengakui memang berat sekali perkelahian melawan kantuk di waktu shubuh seperti ini apalagi jika dalam kondisi kenyang usai sahur dan malam harinya yang diisi dengan shalat lail (qiyam ramadhan).
“Makanya, kalau ada yang tidak ngantuk itulah yang punya kelebihan, berbakat jadi pemimpin nanti. Jadi kalau ada yang ngantuk ya wajar wajar saja. Cuma kalau ada yang tidak ngantuk, itu calon pemimpin,” tandasnya seraya mulai pembahasan tema yang dibawakannya.*/Yacong B. Halike