
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) – Sinergi antara Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas) Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan Perum Perhutani terus diperkuat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Pada Rabu, 26 Safar 1447 (20/8/2025), jajaran BMH melakukan kunjungan resmi ke kantor Perhutani di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Kehadiran rombongan BMH disambut langsung oleh Kepala Divisi Keuangan Perhutani, Ahmad, serta Kepala Seksi Utama Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Suharsono.
Kunjungan ini menjadi momentum penting karena bertepatan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam pelaksanaan program TJSL untuk budidaya pisang Cavendish.
Program ini sudah berjalan sejak awal 2025 dan direncanakan menghasilkan panen perdana pada Oktober mendatang.
“Alhamdulillah, program ini berkembang positif. Oktober nanti, insya Allah kita bisa menyaksikan panen perdana,” ujar Direktur Marketing BMH, Zainal Abidin, saat memberikan keterangan di sela pertemuan.
Menurutnya, pendekatan sinergis antara lembaga zakat dan badan usaha milik negara dapat berkontribusi signifikan pada peningkatan ekonomi masyarakat serta pelestarian lingkungan.
Harapan besar disematkan agar inisiatif ini terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi model pemberdayaan berbasis kemitraan di masa depan.
Dalam kesempatan yang sama, pihak Perhutani menekankan pentingnya keberlanjutan dan dampak program terhadap masyarakat.
“Kami berharap BMH dapat memastikan program berjalan baik. Yang tak kalah penting, manfaatnya bisa dirasakan masyarakat dan santri binaan BMH. Kalau berhasil, ini akan jadi contoh yang bisa kita laporkan ke kementerian dan terus kita lanjutkan,” kata Ahmad.
Sebagai mitra, BMH menyatakan kesiapan untuk menjaga kualitas pelaksanaan program. “Kami berkomitmen menjalankan program ini sebaik-baiknya agar pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin berkualitas,” tambah Zainal Abidin.
Menurut Zainal, program budidaya pisang Cavendish tidak hanya berorientasi pada hasil pertanian, tetapi juga membuka ruang pemberdayaan bagi masyarakat di berbagai daerah. Salah satu kisah nyata datang dari seorang kepala keluarga di Sidoarjo, Jawa Timur.
Sebelumnya ia menggantungkan hidup sebagai pemulung, kini ia terlibat langsung dalam pengelolaan tanaman pisang Cavendish yang dikembangkan bersama BMH. Perubahan ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi dapat memberikan peluang baru bagi peningkatan taraf hidup masyarakat.
Pertemuan ini ditutup dengan penandatanganan PKS yang mengikat kedua pihak dalam upaya mengembangkan kemitraan berkelanjutan.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menghasilkan panen pisang Cavendish berkualitas, tetapi juga menjadi model kerja sama yang mampu memberikan manfaat luas, baik bagi masyarakat maupun lingkungan.