
JAYAPURA (Hidayatullah.or.id) – Ratusan santri Pondok Pesantren Hidayatullah, Provinsi Papua dan Papua Barat mengikuti pembukaan Jambore Pandu di Jayapura, Jumat (11/1/2019). Jambore kali ini dilaksanakan selama kurang lebih empat hari.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Provinsi Papua, Pdt Amsal Yowei,S.PAK, SE, M.Pd.K, dalam keterangannya mendorong Pesantren Hidayatullah untuk terus menjaga ekksistensinya dalam dalam upaya pembaharuan pendidikan Islam di Papua dan Papua Barat.
“Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pengembangan nilai-nilai keislaman. Pondok Pesantren Hidayatullah akan berkembang dengan baik apabila tetap menjaga eksistensinya untuk membina umat secara keseluruhan,” kata Amsal seperti dikutip laman portal lokal Pamalnews.
Amsal mengatakan, perhatian kepada pondok pesantren dewasa ini cenderung meningkat karena tidak sedikit keluarga yang mengalami keterbelakangan dalam krisis sosial keagamaan.
Selain itu, alumni Sekolah Tinggi Teologi (STT) Gereja Kristen Injili Izaak Samuel Kijne, Jayapura, ini memandang penting pondok pesantren sebagai alternatif terbaik untuk menyelamatkan keluarganya. Karena itu, kata Amsal tidak mengherankan bila pondok pesantren juga sebagai pusat rehabilitasi sosial keagamaan.
“Untuk menjalankan peran besar tersebut santri perlu terus dikembangkan dan diperdayakan agar santri semakin besar memegang peran sosialnya dalam penguatan kepanduan atau kepramukaan,” ujarnya.
Di samping itu, kata dia, Jambore Pandu Hidayatullah memiliki banyak kegiatan positif bagi pembinaan kaum santri pendidikan non-formal yang menjadi ciri utama pendidikan kepramukaan.
“Jambore Pandu berperan besar sebagai komponen atau suplemen pendidikan yang dilaksanakan di pondok pesantren,” ucapnya.
Ia lalu mengingatkan, Jambore Pandu Hidayatullah yang dilaksanakan untuk wilayah Papua dan Papua Barat tahun ini merupakan momentum penting bagi santri untuk menampilkan atau mengekspos peran-peran tersebut.
Dihubungi terpisah, Ketua Tim Jambore Pandu, Santri Hidayatullah Papua Barat, Ahmad Sodri mengatakan, Jambore Pandu santri ini untuk membentuk kreativitas, keterampilan, pengamalan, komitmen untuk terus berprestasi dalam segala aspek serta semakin kokohnya nilai silaturahmi dan nilai-nilai akhlakul karimah sebagai tradisi pesantren.
“Papua dan Papua Barat kami harapkan lebih dirancang untuk menguatkan revitalisasi gerakan Pramuka di lingkungan lembaga pendidikan pesantren dengan mengedepankan nilai-nilai akhlakul karimah,” kata Ahmad Sodri melalui pesan singkat, Sabtu (12/1). (pmn/hio)