Hidayatullah.or.id — Sejak kedatangan pekan pertama, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (Laznas BMH) terus aktif terlibat menanggulangi masalah pengungsi Rohingnya dan Banglades di Kuala Langsa, Aceh.
Tim kemanusiaan BMH langsung bergerak untuk menyalurkan makanan tambahan gizi sebagai bagian dari situasi tanggap darurat terhadap saudara muslim dari Rohingya.
Dilaporkan, pengungsi yang berjumlah sedikitnya 1.364 terapung di laut selama dua bulan sepuluh hari setelah kapal yang mereka tumpangi ditinggalkan oleh nakhodanya. Dan, ironisnya mereka kehabisan makanan sejak 10 hari sebelum mereka diselamatkan oleh nelayan Aceh
Hari sabtu, tanggal 23 mei lalu, Laznas BMH kembali melakukan penyaluran tahap kedua untuk pengungsi Rohingya. BMH mendatangakan Tim Thibbun Nabawi Hidayatullah dan juga menyalurkan bantuan logistik seperti beras, air mineral, pakaian, mukena, jilbab dan bantuan obat obatan serta makanan dan susu untuk bayi.
“Senyum tulus dan bahagia terpancara pada anak anak muslim Rohingya ketika tim kemanusiaan memasangkan mukena dan peci kepada mereka. senyum itu begitu tulus terpancar,” ujar Rahmat Efendi selaku ketua tim kemanusiaan BMH dalam misi ini.
Dikatakan Rahmat, saat ini pengungsi telah berada pada posko yang disediakan oleh pemerintah kota Langsa. Wakil ketua DPR RI, Fadli Zon menyempatkan diri mengunjungi pengungsi di posko yang disupport BMH tersebut.
Menurut, Rahmat Efendi dalam penanganan pengungsi dari Rohingya untuk saat ini sudah bukan lagi kebutuhan logistik, namun sudah melangkah pada penanganan jangka panjangnya.
“Alhamdulillah kebutuhan logistik saat ini sudah mencukupi, jadi kita perlu desain penanganan untuk jangka waktu ke depan, ” ujar Rahmat.
Sementara menurut Humas BMH Pusat, Imam Nawawi menjelaskan bahwa ke depan program untuk saudara muslim Rohingya harus lebih terintegrasi, mulai dari penanganan kepada anak anak dan juga kepada orang tua mereka.
“BMH dibawah naungan Hidayatullah memiliki jaringan ratusan pesantren, khusus di Aceh dan Medan kita ada pesantren, sehingga desain penanganan anak anak Rohingya bisa kita masukkan dan kita biayai untuk sekolah di pesantren,” ungkapnya.
Selain itu, harus diintensifkan koordinasi dengan berbagai pihak untuk pengadaan shelter, pengadaan air bersih, fasilitas mushola seperti tempat wudhu, perlengkapan sholat dan juga harus dipikirkan aktivitas produktif apa yang dapat dilakukan oleh pengungsi Rohingya di Aceh. sehingga mereka dapat melakukan aktivitas yang bermanfaat.
“Hal ini yang sementara kami rumuskan di BMH sebagai bentuk tanggung jawab kepada saudara-saudara dari muslim Rohingya kita yang ada di Aceh,” tukas Imam. (ybh/hio)