AdvertisementAdvertisement

Maqasid al-Syariah Jadi Panduan Gerak Muslimah untuk Kemaslahatan Umat

Content Partner

JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Di tengah tantangan global yang kian kompleks, nilai-nilai Islam yang menekankan keseimbangan, kemaslahatan, dan keadilan sosial kembali menjadi sorotan penting bagi bangsa Indonesia. Dalam konteks kehidupan modern yang sarat ketimpangan moral dan sosial, gagasan Islam wasathiyah, jalan tengah yang menghadirkan harmoni, menjadi relevan tidak hanya di ranah teologis, tetapi juga dalam praksis sosial dan pemberdayaan masyarakat.

Pandangan ini ditegaskan oleh Ketua Penasehat Muslimat Hidayatullah, Sabriati Aziz, saat menghadiri ajang World Peace Forum (WPF) ke-9 di Jakarta.

Sabriati menegaskan bahwa nilai-nilai maqasid al-syariah, yakni tujuan-tujuan luhur dari syariat Islam, harus menjadi panduan utama bagi gerak Muslimah di berbagai lini kehidupan.

“Kemaslahatan umat menjadi orientasi, dan inovasi kebaikan menjadi wujud nyatanya,” ujarnya dalam wawancara di sela kegiatan WPF, Selasa, 20 Jumadil Awal 1447 (11/11/2025). Ia menambahkan bahwa Muslimah harus berdaya dan menjadi agen yang membawa keseimbangan di tengah kekacauan dunia.

Menurutnya, konsep wasathiyah bukan sekadar jargon teologis, melainkan sebuah prinsip hidup yang menekankan pemberdayaan (empowering). “Muslimah harus berdaya, menjadi manusia yang berkualitas, dan menjadi penengah di tengah kekacauan dunia,” katanya.

Sabriati menilai bahwa dunia saat ini sedang mengalami krisis keseimbangan moral, sosial, dan spiritual, sehingga peran perempuan Muslim sangat strategis dalam menghadirkan kesejukan dan solusi.

Ia menjelaskan bahwa Muslimah yang berjiwa wasathiyah sejatinya adalah sosok yang menghadirkan rahmat bagi semesta (raḥmatan lil-‘ālamīn). Mereka tidak hanya berupaya untuk menyelamatkan diri sendiri, tetapi juga berkontribusi menghadirkan keseimbangan (tawāzun), harmoni, dan kedamaian sosial. Dalam konteks Indonesia, terang dia, spirit ini menjadi penting untuk memperkuat ketahanan moral bangsa yang majemuk dan plural.

Lebih jauh, Sabriati mendorong agar organisasi-organisasi perempuan Muslim di tanah air memperkuat budaya syura (musyawarah), sinergi, dan kolaborasi lintas komunitas.

“Sinergi adalah bentuk nyata dari wasathiyah yang hidup, bukan sekadar slogan,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa Muslimah Hidayatullah berkomitmen untuk menjadi pelopor Islam yang damai, inklusif, dan solutif, sesuai dengan nilai-nilai Islam yang universal dan selaras dengan semangat kebangsaan Indonesia.

Kegiatan World Peace Forum ke-9 sendiri menjadi wadah pertemuan para tokoh lintas agama dan budaya dari berbagai negara. Tahun ini, forum tersebut mengangkat tema “Considering Wasatiyyat and Tionghoa for Collaboration,” yang menyoroti peran nilai-nilai Islam Wasatiyyat dan pemikiran Tionghoa dalam membangun kehidupan global yang adil dan harmonis.

Forum ini merupakan kolaborasi antara Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC), Cheng Ho Multi Culture and Education Trust, dan Muhammadiyah.

Acara pembukaan berlangsung di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen, Jakarta, dan diresmikan oleh tiga lembaga tinggi negara: MPR RI, DPR RI, dan DPD RI. Pidato pembukaan disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, didampingi Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, bersama perwakilan dari DPR RI Adies Kadir dan dari DPD RI Tamsil Linrung.

Editor: Adam Sukiman
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Program Pelatihan Jahit Dorong Kemandirian Ekonomi Umat di Kawasan Industri Batang

BATANG (Hidayatullah.or.id) -- Kemandirian ekonomi menjadi salah satu fondasi penting bagi pembangunan bangsa. Di tengah tantangan lapangan kerja dan...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img