
MOROTAI (Hidayatullah.or.id) — Proses pembangunan Masjid Hidayatullah Morotai telah mencapai fase akhir dengan rampungnya tahap finishing, Selasa, 6 Muharram 1447 (2/7/2025).
Sentuhan akhir meliputi plesteran, pengecatan, pemasangan plafon, serta penyediaan fasilitas penunjang. Hal ini menandai transformasi besar bagi pusat dakwah dan ibadah yang telah lama berdiri di wilayah perbatasan ini.
Ustadz Rikman Alwi, pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Morotai, mengungkapkan rasa syukurnya atas selesainya pembangunan masjid tersebut.
“Selama ini kami harus beribadah dalam kondisi terbatas. Kini, masjid yang layak akan memudahkan kami membina masyarakat dan menyebarkan Islam yang rahmatan lil’alamin,” kata Rikman seperti dalam keterangannya yang diterima media ini.
Lebih dari sekadar rumah ibadah, masjid ini kini bertransformasi menjadi simpul penting peradaban Islam di kawasan terluar Indonesia.
Dengan lokasinya yang strategis di Morotai—sebuah pulau bersejarah di ujung utara Maluku Utara—kehadiran masjid tersebut memainkan peran krusial dalam memperkuat basis nilai keislaman dan sosial di tengah masyarakat.
Rikman mengatakan, peran masjid mencakup berbagai dimensi. Ia menjadi tempat pembinaan santri dan anak-anak lokal, pusat pendidikan nilai-nilai Islam, serta arena untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah.
Masjid ini menjadi episentrum kegiatan yang mencerminkan Islam sebagai rahmat bagi semesta, bahkan dari sudut pulau yang jarang disorot.

Pembangunan ini tidak lepas dari dukungan Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Maluku Utara. Lembaga ini berperan dalam mobilisasi sumber daya serta sinergi umat untuk mendukung dakwah di wilayah terpencil.
Kepala BMH Maluku Utara, Nurhadi, menekankan pentingnya peran masjid ini.
“Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, melainkan pusat peradaban Islam di wilayah perbatasan. Setiap sudutnya akan menjadi saksi,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan tersebut memiliki makna jangka panjang. Ia menyebut bantuan ini sebagai bentuk investasi akhirat yang nyata.
“Bantuan finishing ini adalah investasi akhirat para donatur. Setiap shalat dan ilmu yang disebarkan di masjid ini akan mengalirkan pahala tiada henti,” kata dia.
Kesadaran kolektif inilah menurut Nurhadi yang menjadi kekuatan utama pembangunan peradaban. Tidak berhenti pada bangunan fisik, masjid ini menjadi simbol dari cita-cita besar umat Islam: membangun masyarakat yang berpengetahuan, beradab, dan saling menguatkan.
“Kepedulian kita akan membuat pendidikan anak-anak pedalaman, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat kepulauan berjalan lebih baik, progresif dan berkelanjutan,” tandasnya.