AdvertisementAdvertisement

Melangitkan Doa di Sepertiga Malam dengan Shalat Tahajjud

Content Partner

PAGINYA orang beriman atau mulainya aktivitas orang beriman adalah pukul 03.00 atau sebelum Shubuh. Semakin awal bangun pagi maka akan semakin produktif karena banyak aktivitas yang bisa dilakukan dan dihasilkan.

Adapun amalan pertama di pagi hari bagi orang beriman adalah shalat Tahajjud. Shalat yang dilaksanakan di tengah malam atau sepertiga akhir malam atau menjelang pagi. Memulai kehidupan pagi dengan melaksanakan ketaatan kepada Sang Pemilik hidup dan mati, sebagai wujud Syukur kepada Allah.

Banyak keistimewaan dan keutamaan yang dijanjikan Allah bagi yang istiqomah shalat Tahajjud.  Masing-masing orang mungkin berbeda dalam mendapatkan faedah atau manfaat namun semuanya dalam bingkai kebaikan. Tidak ada ruginya shalat Tahajjud kecuali orang salah dalam niat.

Kedudukan shalat Tahajjud tergolong shalat sunnah yang utama setelah shalat fardhu. Sebagaimana hadist Rasulullah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah)

Shalat Tahajjud juga disebut sebagai amalan orang-orang sholeh, artinya bukan amalan orang biasa. Tidak semua orang bisa melaksanakan kebiasaan shalat Tahajjud ini karena diperlukan ikhtiar yang luar biasa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ

Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat amalan adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Lihat Al Irwa’ no. 452. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Shalat Tahajjud adalah shalat sunnah yang tergolong paling berat atau tidak mudah melaksanakan. Artinya tidak semua orang bisa melaksanakan secara istiqomah. Berat karena tantangan dan godaannya memang luar biasa, waktunya bukan di waktu biasa maka diperlukan ikhtiar yang luar biasa untuk bisa melaksanakan secara istiqomah. Bangun lebih cepat untuk berdiri shalat dengan melawan ngantuk di waktu enak-enaknya mimpi atau nyenyak-nyenyaknya tidur.

Shalat Tahajjud Undangan Eksklusif dari Allah

Shalat Tahajjud adalah undangan eksklusif dari Allah. Ibarat sebuah hajatan, Allah hanya akan mempersilahkan datang dan masuk tamu-tamu yang diundang. Jika masih merasa berat bangun malam shalat Tahajjud, bisa jadi belum layak untuk diundang oleh Allah.

Agar bisa diundang shalat Tahajjud di malam hari maka berusahalah untuk memantaskan diri dengan menjadi hamba yang sholeh, taqwa dan taat. Memulai dengan memenuhi dulu undangan-undangan Allah yang lain seperti shalat lima waktu berjamaah di masjid. Allah mengundang lima kali sehari ke Baitullah (masjid-masjid) dengan suara adzan dari muadzin dengan suara mic yang keras.

Mungkin semua orang mendengar suara panggilan adzan tapi tidak semua terpanggil untuk memenuhi panggilan tersebut.  Sebab pendengarannya yang bermasalah tapi keimanannya yang belum sensitive mendengar panggilan Allah.

Jika sudah terbiasa menerima dan memenuhi undangan Allah, maka undangan pada akhirnya undangan shalat Tahajud akan diberikan pada waktu Istimewa atau spesial yaitu shalat Tahajjud di malam hari. Selanjutnya mungkin Allah akan mengundang ibadah umroh dan haji.

Sebenarnya banyak cara Allah mengundang hamba-hamba-Nya. Seperti melalui ajakan orang lain, mendengar ceramah ustadz, bacaan buku, nasehat teman yang semua menyampaikan mengajak untuk meraih shalat Tahajjud. Namun tidak semua merasa itu sebuah undangan, sehingga terkadang tidak merespon, semangat, cuek, ogah-ogahan atau biasa saja.

Keajaiban Shalat Tahajjud

Keajaiban shalat Tahajjud, mungkin membuat terkejut semua orang yang mengamalkannya. Menjadi moment spesial dalam pengalaman hidup.

Pertama, menjadi saat terbaik untuk mendapatkan kedekatan dengan Allah, di tengah malam pada saat orang tertidur lelap. Istilah bukan time crowdid atau waktu yang ramai atau sesak seperti jalan yang macet di kota-kota besar atau sinyal crowdid karena banyak pemakai gadget. Shalat Tahajjud di tengah atau sepertiga akhir malam seperti jalan tol yang sepi atau koneksi sinyal wifi yang paling kuat. Nyaman, sepi dan mudah untuk bisa khusyu’ untuk beribadah dan berdoa.

Kedua, shalat Tahajjud adalah ibadah dan doa sangat istimewa di hadapan Allah karena terantar untuk bisa memahami dirinya saat malam hari yang lemah di hadapan Allah yang Maha Kuasa. Betapa lemahnya dan kecilnya manusia dan Allah Maha segalanya. Tepatnya ketika melaksanakan sunnah membaca ayat 190 surat Ali Imron sambil memandang langit,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”

Ketiga, waktu shalat Tahajjud memberikan ketenangan hati yang tidak bisa dirasakan pada siang hari. Ketenangan hati hanya bisa dicapai dengan membangun kedekatan dengan pemilik hati. Malam hari, Allah sang Pemilik hati membuka seluas-luasnya kepada hati-hati hamba untuk mendekat dengan ibadah, dzikir dan berdoa. Bukan berarti siang hari, Allah tidak memberi kesempatan tapi malam hari kesempatan itu lebih terbuka lebar.

Keempat, waktu yang tepat untuk meminta segala kebutuhan, harapan. Doa yang dipanjatkan di shalat Tahajjud, insya Allah lebih mustajab, bahkan super mustajab sebagai jalur langit. Dalam hadist, Allah merasa malu kepada hamba yang berdoa jika tidak memenuhi doa tersebut.

Shalat Tahajjud adalah saatnya melangitkan doa di sepertiga malam, waktu yang dijanjikan Allah sebagai waktu yang mustajab apalagi saat sujud.

Dalam hadist disebutkan :

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Allah Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada setiap malamnya hingga tersisa sepertiga malam yang terakhir, Allah berfirman, ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, akan Aku ampuni.’” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758)

*) Ust. Dr. Abdul Ghofar Hadi, penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal I Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Indeks Berita Terbaru

Fathun Qarib Abdullah Said: “Musyawarah adalah Bagian dari Keindahan Berjamaah”

BERAU (Hidayatullah.or.id) -- Musyawarah adalah napas keindahan berjamaah di lingkungan Hidayatullah. Pesan ini disampaikan dengan penuh hikmah oleh Ketua...
- Advertisement -spot_img

Baca Terkait Lainnya

- Advertisement -spot_img