Hidayatullah.or.id — Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wassallam dalam suatu kesempatan pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya, “Sesungguhnya Allah itu mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang – orang yang bersih”. Di waktu lainnya Nabi juga pernah berpesan, “Sesungguhnya Allah itu mencintai keindahan”.
Demikianlah wasiat Rasulullah yang sudah banyak kita hafal di luar kepala dan sudah kita dengar sejak di Madrasah Ibtida’iyyah atau sudah sering kita dengar dari ceramah-ceramah para ustadz. Namun sejauhmanakah kita telah mengamalkan isi hadits Rasulullah saw tersebut?
Alhamdulillah, di Pondok Pesantren Hidayatullah Tanjung Morawa Deli Serdang, Sumatera Utara, hadits tersebut tidak hanya dihafal oleh para santri, tetapi sudah mendarah daging dikalangan warganya. Mereka tidak mau hanya menghafalnya saja, tetapi harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga tidak heran jika para santri di di sini senantiasa menjaga agar kebersihan kampus pesantren tetap terjaga setiap harinya. Setidaknya tiga kali dalam sehari para santri berkeliling kampus untuk melakukan kegiatan kebersihan, yaitu ba’da shubuh, setelah dhuhur dan selepas sholat ashar.
Ketua Yayasan Hidayatullah Tanjung Morawa, Ustadz Choirul Anam, menjelaskan bahwa selepas shubuh para santri melakukan kegiatan halaqah taklim, wirid Al-Ma’tsurat, serta belajar Al-Qur’an yakni Tahsin, Tartil, Tahfidz dan Tafsir serta Bahasa Arab.
“Para santri kemudian bubar meninggalkan masjid. Tetapi tidak langsung menuju asrama melainkan semua dikomando oleh Dewan Santri untuk keliling kampus untuk melakukan kegiatan bersih-bersih lingkungan baru kemudian ke asrama untuk mandi, ganti pakaian , sarapan dan persiapan berangkat ke sekolah sesuai dengan jenjang masing-masing,” kata Chorul Anam kepada media ini, ditulis Senin (07/07/2014).
Pada tengah hari setelah sholat Dhuhur berjama’ah, para santri kembali belajar terjemah dan tafsir Al-Qur’an. Bubar dari masjid mereka tidak langsung menuju asrama melainkan semuanya dipimpin oleh Dewan Santrinya untuk keliling kampus membawa sapu lidi dan ada yang membawa gerobak sampah untuk melakukan sweeping sampah sampai ke sudut-sudut kampus.
“Barulah setelah itu mereka menuju asrama untuk berganti pakaian kemudian makan siang di dapur umum,” ungkap Choirul seraya menambahkan kegiatan ini dirutinkan sejak dahulu kala untuk menumbuhkan kesadaran terhadap lingkungan kepada santri.
Sementara pada sore hari usai shalat jam’ah Ashar para santri membaca wirid al-Ma’tsurat, menghapal Al-Qur’an, serta belajar Bahasa Arab kemudian bubar dengan cara yang sama seperti Shubuh dan Dhuhur. Mereka lalu berkeliling kampus mencari dimana saja ada sampah untuk dipungut, disapu, dikumpulkan dan dimasukkan kedalam gerobak untuk dibuang ke tempat sampah.
“Begitulah yang selalu terjadi setiap hari, sehingga kampus Pondok Pesantren Hidayatullah Medan ini dikenal sebagai kampus yang bersih dan teduh,” ungkap Choirul bangga.
Choirul tidak bicara tanpa bukti. Setidaknya itulah yang selalu terdengar dari komentar para pengunjung di pesantren ini, apakah sebagai tamu atau orangtua santri yang sedang mengunjungi putra-putri mereka yang sedang mondok di sini.
Tradisi yang selalu ditumbuhkan itu, jelas Choiril, memang merupakan tujuan para pengelola dan pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah Medan bahwa setiap ajaran agama yang sudah dipelajari jangan sampai hanya menjadi tambahan pengetahuan saja.
“Seperti pentingnya menjaga kebersihan dalam Islam, (ini) jangan hanya dihafal dan diketahui saja, tetapi harus menjadi amalan kebiasaan sehari-hari. Kita tidak ingin almu pengetahuan agama yang sudah diketahui oleh santri nantinya hanya menjadi sampah di otak saja, karena tidak diamalkan,” jelas Choiril Anam.
Budaya menjaga kebersihan 3 waktu di Kampus Hidayatullah Morawa ini sempat membuat sejumlah pengunjung heran. Pasalnya, santri dan warga selalu serempak setiap 3 waktu tersebut untuk melakukan pembersihan kampus. Hanya sekali komando, langsung go!. Ini pula yang kemudian membuat banyak orangtua yang tertarik memilih memasukkan anaknya ke kampus pendidikan integral ini.
Kultur kebersihan yang digalakkan oleh Kampus Hidayatullah Medan patut juga ditiru oleh kampus kampus Hidayatullah lainnya di seluruh nusantara. Agar peradaban Islam tentang masalah kebersihan benar-benar merealisasi dan mendorong umat manusia semakin rindu dengan terbangunnya budaya mulia ajaran Islam. Semoga. (ybh/hio)