
MABA (Hidayatullah.or.id) — Memasuki bulan suci Ramadhan, atmosfer kepedulian kian terasa. Ramadhan momentum berbagi yang mempererat solidaritas sosial. Di tengah semangat ini, Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Maluku Utara, bekerja sama dengan Pondok Pesantren Hidayatullah Maba, melaksanakan sebuah aksi membagikan mukena untuk Muslimah di pedalaman Halmahera Timur.
Namun, kisah ini bukan sekadar tentang distribusi bantuan. Lebih dari itu, ini adalah perjalanan menembus batas geografis dan tantangan alam demi membawa secercah cahaya bagi mereka yang ingin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam banyak kasus, akses menjadi hambatan utama bagi masyarakat pedalaman untuk mendapatkan sarana ibadah yang layak. Dari tanggal 21 hingga 25 Februari 2025, tim BMH Maluku Utara menghadapi medan yang tidak mudah.
Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut membuat sungai meluap, menutup jalur transportasi yang biasa dilalui. Tanpa jembatan yang memadai, satu-satunya cara mencapai desa-desa yang menjadi target distribusi adalah dengan berjalan kaki melewati jalur basah dan licin.
Tantangan ini mengungkap sebuah realitas yang sering kali terlupakan: infrastruktur yang terbatas bukan hanya berdampak pada perekonomian, tetapi juga pada akses spiritual masyarakat.
Di banyak daerah terpencil, beribadah dengan layak masih menjadi kemewahan. Mukena, yang bagi sebagian orang hanya selembar kain untuk salat, bagi mereka adalah simbol perhatian dan dorongan moral untuk terus menghidupkan nilai-nilai keislaman.

Saat mukena diberikan, bukan hanya materi yang berpindah tangan, tetapi juga sebuah pesan kepedulian.
“Kami merasa sangat bahagia bisa berbagi mukena kepada saudari-saudari Muslimah di pedalaman, terutama para mualaf. Ini adalah bentuk kepedulian kami agar mereka semakin semangat dalam menjalankan ibadah,” ungkap Nurhadi, Kepala BMH Maluku Utara.
Mukena yang diterima oleh para Muslimah di pedalaman ini menjadi representasi dari kehangatan sosial dan dukungan moral bagi mereka yang berada di wilayah terisolasi.
Salah satu penerima manfaat, Ma’wa (55), mengungkapkan rasa harunya, “Alhamdulillah, kami sangat senang bisa mendapatkan cipu (mukena) baru untuk Ramadhan kali ini. Semoga berkah untuk semua yang telah membantu.”
Aksi ini bukanlah yang pertama dan tentu bukan yang terakhir. BMH Maluku Utara terus berkomitmen dalam mendukung saudara-saudara Muslim di daerah terpencil, terutama para mualaf, agar semakin mantap dalam keislaman mereka.
Di balik upaya ini, ada sebuah harapan yang lebih besar: semangat berbagi yang tidak hanya berhenti di satu momentum, tetapi menjadi budaya yang terus berlanjut. “Semangat berbagi ini diharapkan membawa keberkahan bagi semua pihak yang terlibat,” tutup Nurhadi.*/Herim