
JAKARTA (Hidayatullah.or.id) — Pakar Hukum Tata Negara Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., M.H., menyampaikan orasi ilmiah dalam kegiatan seminar dan pembukaan Next Gen Leaders (NGL) Nasional 2025 yang diselenggarakan oleh Gerakan Mahasiswa Hidayatullah (GMH) yang berlangsung di Audotorium Al Quddus Universitas YARSI, Jakarta Pusat, pada Kamis, 6 Shafar 1447 (31/7/2025).
Mengangkat tema “Membangun Generasi Muslim Profetik, Mewujudkan Indonesia Emas 2045”, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dari 33 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dalam orasinya, Prof. Jimly memberikan apresiasi atas kontribusi Hidayatullah, khususnya dalam bidang dakwah.
“Kita bersyukur kepada Allah karena ada Hidayatullah yang melakukan dakwah di daerah pedalaman, pinggiran, dan perbatasan,” ujar Prof. Jimly, yang mengulang kalimat ini beberapa kali sebagai bentuk penegasan.


Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) pertama ini juga mengutip kaidah fikih “Mala yatimmul wajib illa bihi fa huwa wajibun”, yang bermakna bahwa sesuatu yang menjadi sarana terlaksananya kewajiban, maka hukumnya pun menjadi wajib.
Ia mengaitkan prinsip ini dengan keberadaan Hidayatullah yang mewakili umat dalam menjangkau wilayah-wilayah yang kurang tersentuh oleh dakwah.
“Hidayatullah telah mewakili kita menunaikan kewajiban dakwah di wilayah yang kurang mendapatkan perhatian,” imbuhnya, mencontohkan Papua sebagai salah satu daerah yang dimaksud.
Lebih lanjut, Prof. Jimly mendorong organisasi masyarakat (ormas) Islam untuk tetap fokus pada peran strategis dalam bidang pendidikan, dakwah, sosial, dan ekonomi keumatan.
“Ormas jangan berorientasi politik,” tegas Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat tersebut.
Menurutnya, salah satu fondasi penting kemajuan peradaban Islam adalah kemandirian ekonomi. Ia menyebut bahwa Hidayatullah memiliki potensi besar untuk memperkuat aspek ini dalam rangka menopang visi peradaban umat.
“Hidayatullah perlu melakukan gerakan ekonomi untuk kemajuan peradaban,” ujar Ketua Dewan Penasehat ICMI periode 2021–2026 itu.
Dalam konteks sejarah, Prof. Jimly mencontohkan peran tokoh-tokoh Islam seperti Khadijah dan para sahabat Nabi SAW yang menjadi pengusaha dan turut mendorong pertumbuhan dakwah Islam.
Ia juga menyinggung fenomena global seperti bersyahadat massal di Filipina serta perkembangan Islam di berbagai negara termasuk Eropa sebagai indikator gelombang kembalinya masyarakat dunia kepada Islam.
“Di Filipina terjadi proses bersyahadat ramai-ramai sebanyak 50 orang. Ini gelombang baru di seluruh dunia,” jelasnya.
Mengakhiri orasinya, Prof. Jimly mengajak mahasiswa untuk meningkatkan kapasitas intelektual, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Saya belajar dari madrasah yang tidak dikenal bisa menjadi pendiri Mahkamah Konstitusi,” tuturnya, memberi motivasi kepada para peserta NGL.

Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber, antara lain, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI Dr. (H.C.) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M., Rektor Universitas YARSI dan Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI 2010–2011 Prof. Dr. H. Fasli Jalal, Ph.D., Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah Dr. KH. Nashirul Haq, Lc., M.A., Ketua Umum Pengurus Pusat GMH Rizki Ulfahadi, S.Ag.
Berikutnya hadir sebagai narasumber seminar Anggota DPR RI 2004–2019 dan Dewan Pertimbangan DPP Hidayatullah Dr. Ir. H. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, M.Si., Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Teguh Anantawikrama, Wakil Gubernur Sumatera Barat 2021–2024 Dr. Ir. Audy Joinaldy, M.Sc., Analis Literasi dan Edukasi Keuangan OJK Grani Ayuningtyas Harmani, dan Founder & Owner D’BestO Fried Chicken Dr. (c). drh. Hj. Evalinda Amir, M.Sos.